REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria bernama John yang mengaku sebagai anak tiri korban wafat akibat infeksi omicron di Inggris menyebut bahwa ayahnya itu adalah penganut teori konspirasi. Menurut John, ayahnya tidak mau divaksinasi.
John mengatakan bahwa ayah tirinya--yang tidak disebutkan namanya--telah dicuci otaknya oleh misinformasi mengenai vaksin di internet. Itulah yang membuat sang ayah menolak divaksinasi.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan kematian pertama akibat omicron pada awal pekan ini. Johnson pun menyerukan agar warga mendapatkan suntikan dosis penguat vaksin (booster) di tengah cepatnya penyebaran varian baru virus penyebab Covid-19 itu.
Sementara itu, kasus Covid-19 di Inggris tengah melonjak ke rekor tertinggi sejak pandemi. John yang menghubungi LBC pada Kamis (16/12) mengatakan kepada presenter Nick Ferrari bahwa ayah tirinya yang berusia 70-an itu merasa "takut" sebelum meninggal dunia di rumah sakit Northampton pada Senin.
"Adikku patah hati, tetapi di sisi lain, ia sedikit marah karena dia (ayah tiri) tak pernah mau divaksinasi. Adik memang sempat bertengkar dengan ayah soal ini Oktober lalu. Ayah pikir ini adalah konspirasi," ujar John, seperti dikutip dari laman The Sun, Jumat (17/12).
Menurut John, ayah tirinya yakin vaksin adalah bagian dari konspirasi. Ia mengatakan, sang ayah sebetulnya pintar, namun menelan semua informasi di internet yang menyebut Covid-19 tidak nyata.
John kemudian berandai-andai dengan mengatakan bahwa ayah tirinya mungkin masih ada kalau mau divaksinasi. Ia menyebut, ayahnya bisa jadi tetap jatuh sakit, tetapi tak sampai kehilangan nyawa akibat omicron jika telah divaksinasi.
Ayah tiri John terinfeksi omicron pada awal Desember. Ia dirawat di rumah sakit pada pekan lalu dan meninggal dunia pada Senin (13/12).
"Dia telah menjadi 'penyendiri', tetapi 'bugar dan sehat' sebelum tertular Covid-19," ujarnya.
John mengatakan, ayah tirinya sempat melakukan panggilan video dengan adik perempuan John dari rumah sakit sesaat sebelum meninggal dunia. Juru bicara departemen kesehatan Inggris menolak untuk mengomentari kasus kematian pertama akibat omicron tersebut.
Kasus kematian ayah tiri John terjadi ketika Inggris mencatat jumlah kasus tertinggi sejak awal pandemi dengan 78 ribu tes positif Covid-19 yang tercatat. Ada 10.017 kasus omicron yang dikonfirmasi.
Badan Kesehatan dan Keamanan Inggris (UKHSA) memperkirakan ada 200 ribu kasus pada 13 Desember 2021 saja. Penelitian menunjukkan, pemberian booster sekitar 70 persen efektif untuk mencegah infeksi simtomatik dari omicron. Sekitar 25 juta dosis ketiga kini telah diberikan.