REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir meyakini BRI dapat menjawab tantangan pesatnya perkembangan teknologi, khususnya di era metaverse. Erick menyebut jangkauan bisnis BRI yang sudah tersebar hingga ke wilayah rural membuat BRI dapat lebih agile dalam penerapan digitalisasi.
Erick mengapresiasi BRI yang telah melakukan transformasi dan menyiapkan berbagai langkah strategis untuk menghadapi tantangan ke depan. Menurut Erick, penguatan teknologi yang dilakukan BRI dapat menunjang klasterisasi usaha yang digodok BRI.
"Saya ingin meminta ekosistemnya dibentuk. Bahaya kalau kita membuat klasterisasi tanpa menyiapkan metaverse-nya. Tapi saya percaya BRI yang sudah punya brand di pedesaan, UMKM, bisa membuat strategi moonshoot dari perusahaan yang bisa berjalan optimal," ujar Erick saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BRI di Jakarta, Jumat (17/12).
Erick menilai kemampuan BRI yang agresif melakukan ekspansi semakin didukung dengan integrasi dan konsolidasi anak usaha melalui holding BUMN ultra mikro. Melalui aksi korporasi rights issue yang mencapai Rp 95,9 triliun, BRI kini terkonsolidasi dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang kuat di segmen ultra mikro dan mikro.