REPUBLIKA.CO.ID, Di sebuah lahan seluas 200 meter persegi di Balai Penyuluhan Pertanian, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), puluhan varian anggur tumbuh merambat. Para warga senantiasa bertandang ke lokasi tersebut untuk mempelajari seluk beluk soal anggur, meliputi budi daya, estetika, hingga nilai ekonomisnya.
Berawal dari hobi menanam anggur, sekaligus sebagai salah satu tambahan pendapatan di tengah pandemi, sejumlah warga menginisiasi Komunitas Anggur Tangsel (KAT). Komunitas inilah yang menggerakkan kegiatan edukasi budi daya anggur di Balai Penyuluhan Pertanian Tangsel sejak Juli 2021.
Ketua Komunitas Anggur Tangsel Roy Nurdin menuturkan, aktivitas edukasi diikuti masyarakat Tangsel yang memiliki ketertarikan pada tanaman anggur. Lambat laun, semakin banyak masyarakat yang teredukasi dan mempraktikkan budidaya tanaman anggur di rumah masing-masing.
“Terlihat animo masyarakat menanam anggur tinggi. Anggota kami, yang memang rata-rata hobi menanam anggur sudah hampir 250 orang. Kalau masyarakat yang belajar bersama kami mungkin sudah mencapai ribuan orang,” ujar Roy kepada Republika beberapa waktu lalu.
Hingga saat ini, kegiatan yang digalakkan KAT, kata Roy masih bersifat swadaya. Aktivitas yang dilakukan masih disokong anggota komunitas yang notabene merupakan pensiunan dengan ragam latar belakang pekerjaan, seperti sopir, satpam, polisi, guru, pengusaha, dan aparatur sipil negara (ASN).
Meski masih bersifat swadaya, Roy menuturkan, komunitasnya ingin ‘meng-anggur-kan’ Tangsel atau menjadikan anggur sebagai komoditi yang dapat diperhitungkan di daerah penyangga Ibu Kota tersebut. Hal itu seiring dengan tujuan untuk memanfaatkan ruang terbuka menjadi lahan hijau untuk menghasilkan produk pertanian atau urban farming.
“Tangsel kan banyak program urban farming, cuma variannya itu-itu saja, ini bagian dari warga berkegiatan urban farming dengan varian anggur. Keinginan kami ada program dari Pemerintah Kota Tangsel untuk ‘meng-anggur-kan’ Tangsel,” ujar dia.
Koordinator Lapangan Komunitas Anggur Tangsel, Bagus mengatakan, tanaman anggur memang menjadi daya tarik tersendiri bagi warga, baik secara nilai keindahan maupun ekonomi. Menurutnya cukup banyak alasan untuk memilih membudidaya tanaman anggur daripada tanaman lainnya yang misalnya bukan rambatan.
“Peminatnya banyak sekali dan pertumbuhan peminatnya pesat. Kita tunjukkan dan memberi edukasi ke masyarakat bahwa menanam anggur tidak susah dan hasilnya bagus, cantik, dan punya nilai jual yang tinggi,” kata Bagus.
Dia menjelaskan, tanaman anggur merupakan jenis tanaman rambatan yang masa berbuahnya terbilang cepat, yakni setidaknya dua kali dalam satu tahun. Pohon anggur juga dapat berusia hingga ratusan tahun dimana semakin tua semakin produktif dalam berbuah.
Adapun manfaatnya yang kemudian dapat bernilai ekonomis hampir keseluruhan dari tubuh tanaman anggur. Mulai dari buah yang bisa dikonsumsi, daun yang bisa dijadikan keripik atau jenis makanan lainnya, hingga batang dan perakarannya yang bisa dijual untuk rootstock.
Belum lagi tanaman secara keseluruhan dijadikan dekorasi karena dinilai eksotis dengan display warna yang beragam, seperti hitam, hijau, ungu, merah, dan kuning. Hingga saat ini, di Balai Penyuluhan Pertanian Tangsel terdapat 60 varietas anggur yang dibudidayakan.
Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kota Tangsel Febri Putra mengatakan, pihaknya ikut mengakomodasi Komunitas Anggur Tangsel untuk memberi ruang edukasi budidaya tanaman anggur di balai tersebut. Menurut catatannya, dari 113 kelompok tani di Tangsel, ada sekitar 15 kelompok tani yang membudidayakan tanaman anggur.
“Yang jelas, kami mengarahkan masyarakat bergerak pada urban farming, yang kemudian menambah nilai ekonomi masyarakat.” kata Febri.