Senin 20 Dec 2021 04:40 WIB

Puluhan Hektare Sawah di Mukomuko Gagal Panen

Sawah yang gagal panen merupakan akibat dari banjir yang melanda.

Sawah terendam banjir (ilustrasi). Puluhan hektare sawah di Mukomukoz Bengkulu, gagal panen.
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Sawah terendam banjir (ilustrasi). Puluhan hektare sawah di Mukomukoz Bengkulu, gagal panen.

REPUBLIKA.CO.ID, MUKOMUKO -- Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyebutkan sekitar 61,71 hektare milik masyarakat petani di Desa Suka Pindah rusak parah akibat banjir mengalami puso atau gagal panen.

"Seluas sekitar 61,71 hektare tanaman padi yang gagal panen khusus di Desa Suka Pindah, kemungkinan masih ada di wilayah lain," kata Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Apriansyah dalam keterangannya di Mukomuko, Ahad (19/12).

Baca Juga

Ia mengatakan, hal itu terkait dengan data kerusakan sawah akibat banjir di Desa Suka Pindah, Kecamatan Lubuk Pinang dari Balai Penyuluhan Pertanian(BPP) di wilayah ini. Ia mengatakan, Distan Mukomuko sampai sekarang masih mendata sawah milik kelompok tani yang tersebar di sejumlah wilayah daerah ini yang terdampak parah.

Distan juga mendata sawah yang masih bisa dipanen karena terendam tidak sampai sehari semalam. "Kami sampai sekarang masih mendata apakah tanaman padi yang rusak itu masih bisa dibantu lagi atau tidak, kalau yang rusak parah tidak bisa dibantu lagi," ujar Apriansyah.

Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko Ramdani mengatakan, BPBD masih mendata sawah yang rusak akibat terendam banjir di daerah ini. "Kami belum dapat data detail tanaman padi yang rusak akibat terendam banjir," ujar Ramdani.

Ia mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan kepada PPL Lubuk Pinang untuk mendata luas tanaman padi milik masyarakat petani setempat yang rusak parah akibat banjir. Ia menyebutkan, sawah yang terdampak banjir di daerah ini tersebar di sejumlah wilayah di daerah ini seperti di Desa Suka Pindah, satuan pemukiman (SP) VII Desa Rawa Mulya, Kecamatan Lubuk Pinang.

Terkait bantuan untuk petani yang gagal panen tersebut, ia mengatakan, pihaknya akan mengajukan kepada bupati seperti apa kebijakan kepala daerah terkait masalah tersebut.

 

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement