REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tulisan basmalah atau ucapan pembuka bismillah di prasasti peresmian Alun-Alun Kota Bogor, sempat disorot lantaran terdapat kesalahan penulisan. Saat ini, prasasti yang terbuat dari lempengan besi tersebut tengah dilepas dan diperbaiki.
Kesalahan tersebut ditemukan oleh Ketua Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Jawa Barat, Hasbulloh Ghazaly. Dalam prasasti yang ditandatangani Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto ini terdapat bacaan basmalah yang menggunakan kaidah Khat Kufi, atau kaidah Arab tertua.
Dia melihat, ada kekurangan huruf Alif yang seharusnya ada sebelum kata ‘Arrahman’ dan ‘Arrahiim’ serta tidak ada titik dua pada huruf Yaa. Hal itu pun sempat dibagikan Hasbulloh dalam akun Instagram pribadi miliknya (@hasbullohghazaly) yang juga ditandai ke Instagram Ridwan Kamil dan Bima Arya.
“Basmalah yang ada dalam prasasti tersebut mungkin penulis menggunakan kaidah Khat Kufi, namun karena dalam Basmalah tersebut lafadz Allah, huruf alif-nya ditulis dengan jelas, maka seharusnya dalam kata Arrahman dan Arrahiim juga huruf alif-nya ditulis dengan jelas, dan titik pada huruf Yaa juga dimunculkan,” ujar Hasbulloh kepada Republika, Ahad (19/12).
Berdasarkan pemahamannya, tulisan basmalah yang ada di dalam prasasti tersebut salah sehingga bisa mengarah ke salah arti dari basmalah itu sendiri. Menurut Hasbulloh, seharusnya gubernur dan wali kota meneliti bacaan tersebut terlebih dahulu sebelum membubuhkan tanda tangannya pada Jumat (17/12) lalu saat peresmian.
“Dengan koreksi ini, semoga Pemerintah Kota Bogor dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperbaiki prasasti tersebut. Karena ditandatangani oleh Gubernur dan Wali Kota,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Pengelolaan Keanekaragaman Hayati pada Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor Irfan Zacki Faizal menjelaskan, kesalahan tersebut terjadi pada vendor yang mengadakan prasasti tersebut. Hanya saja, saat ini prasasti peresmian Alun-alun Kota Bogor tengah dilepas untuk disempurnakan.
Selain itu, dilepasnya prasasti tersebut juga bertujuan melakukan grafir atau pengikisan terhadap tanda tangan Gubernur Jawa Barat dan Wali Kota Bogor. Sebab, pada saat peresmian pada Jumat (17/12) lalu, tanda tangan yang dilakukan nasih menggunakan spidol.
“Kemarin tanda tangan masih pakai spidol, jadi dibuka lagi karena tanda tangannya mau digrafir. Selesai grafir nanti dipasang lagi, semua akan disempurnakan. Insya Allah nanti sudah permanen semua,” jelasnya.
View this post on Instagram