Selasa 21 Dec 2021 08:57 WIB

Menlu Wang Yi Tegaskan Taiwan akan Kembali Bersatu dengan China

Pemerintah Taiwan berulang kali mengecam tekanan China.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Louiza Vradi/REUTERS
Louiza Vradi/REUTERS

Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Ahad (19/12) mengatakan, Taiwan adalah "pengembara" yang pada akhirnya pulang dan bukanlah bidak catur untuk dimainkan. Pernyataan Wang menegaskan kembali tekad Beijing membawa pulau itu di bawah kendalinya.

China mengeklaim, Taiwan secara demokratis masuk ke kekuasaan mereka. Meningkatnya aktivitas militer dan tekanan diplomatik China atas Taiwan dalam dua tahun terakhir telah memantik kemarahan Taipei dan keprihatinan Washington.

Dilansir kantor berita Reuters, Wang berkata penyebab ketegangan saat ini adalah langkah Pemerintah Taiwan "mengandalkan" AS untuk "kemerdekaan" mereka, sementara AS dan negara lain berusaha "menggunakan Taiwan untuk mengendalikan China."

"Ini tindakan-tindakan sesat yang telah mengubah status quo dan merusak perdamaian di Selat Taiwan, melanggar konsensus komunitas internasional, dan norma dasar hubungan internasional," kata Wang.

Untuk menanggapi situasi ini, China pun mengambil langkah penanggulangan tegas untuk "mengejutkan keangkuhan" dari mereka yang mencari kemerdekaan Taiwan yang resmi, lanjut Wang. "China harus dan akan bersatu kembali."

Tidak takut pada AS

China sangat marah atas dukungan yang diberikan AS untuk Taiwan. AS merupakan pendukung penting Taiwan dan pemasok senjatan bagi pulau tersebut meskipun keduanya tidak memiliki hubungan diplomatik formal.

Pemerintah Taiwan berulang kali mengecam tekanan China. Mereka  mengatakan, rakyat Taiwan memiliki hak untuk memutuskan masa depan mereka, dan bahwa mereka tidak akan menyerah pada ancaman.

Lebih lanjut Menlu Wang Yi menegaskan, China tidak akan takut akan konfrontasi dengan AS. Namun, pihaknya akan menyambut baik kerja sama yang saling menguntungkan di mana persaingan harus terjadi secara positif.

Masalah dalam hubungan AS-China karena adanya "kesalahan penilaian strategis" oleh pihak AS, menurut Wang.

rap/ha (Reuters)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement