REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN TIMUR -- Nurlela Hasanah bersama suaminya sejak 2017 menjalankan usaha kue terang bulan di Pasar Kuripan, Banjarmasin Timur. Setiap harinya sejak pukul 7.00 hingga 11.00 WITA Nurlela bergelut dengan adonan yang terbuat dari tepung protein sedang, susu cair, telur, mentega, ragi instan, dan bubuk pengembang untuk dijadikan kue terang bulan.
Dengan isian kacang, cokelat, dan keju, kue terang bulan buatan Nurlela menjadi salah satu menu jajanan di Pasar Kuripan. Setiap harinya, Nurlela mendapat untung Rp 50 ribu.“Dulu saya hanya menerima keuntungan Rp 50 ribu per harinya, karena sebentarnya waktu berjualan,” katanya Senin (20/12).
Nurlela bercerita, sejak Pandemi Covid-19 melanda, penjualan mengalami penurunan yang signifikan. Pasar sepi, pendapatan pun lebih sering nihil. Nurlela lebih sering pulang dengan tangan hampa.
Berjalannya waktu, Kementerian Agama melalui Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf meluncurkan program KUA Percontohan Ekonomi Umat. Program ditujukan untuk 110 keluarga yang berada di 11 KUA di Indonesia dengan bantuan usaha senilai Rp 10 juta per keluarga.
“Alhamdulillah, bantuan Kementerian Agama melalui program KUA Percontohan Ekonomi Umat datang memberikan semangat utk usaha,” ujarnya.
Nurlela mengatakan, bantuan usaha dipergunakan untuk membuka usaha penjualan perlengkapan ibadah, dan pembuatan gerobak untuk kue terang bulan.
“Bantuan digunakan untuk pembelian perlengkapan usaha penjualan alat-alat ibadah seperti sajadah, peci, baju koko, dan pembuatan gerobak untuk jual terang bulan di luar pasar,” tuturnya.
Nurlela mengatakan, sejak membeli gerobak, penjualan kue terang bulan mengalami kenaikan sampai empat kali lipat. Sebelumnya per hari Rp 50 ribu, sekarang mencapai Rp 200 ribu. Belum ditambah hasil penjualan perlengkapan ibadah sebesar Rp 500 ribu per bulannya.
“Alhamdulillah atas nikmat yang saya terima. Semoga usaha saya menjadi berkah dan bisa membantu masyarakat,” pungkasnya.