Selasa 21 Dec 2021 19:49 WIB

Benarkah Dilarang Menyentuh Makanan Ketika Kondisi Junub?

Tidak ada larangan dalam agama sentuh makanan saat kondisi junub

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Tidak ada larangan dalam agama sentuh makanan saat kondisi junub. Makanan sehat (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Tidak ada larangan dalam agama sentuh makanan saat kondisi junub. Makanan sehat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Muncul anggapan di sebagian kalangan bahwa menyantap makanan dalam keadaan junub sebaiknya dihindari karena bisa berdampak pada rezekinya. 

Benarkah demikian? Darul Ifta Mesir  dalam sebuah penjelasannya menekankan, menyantap makanan dalam keadaan junub dibolehkan dan tidak ada masalah di dalam perkara ini. Selain itu, juga tidak ada ketentuan syariat yang melarang menyantap makanan dalam keadaan junub. Tidak diwajibkan mandi besar terlebih dahulu jika menyentuh makanan, yang disunnahkan adalah wudhu.  

Baca Juga

Soal adanya pendapat bahwa menyantap makanan dalam keadaan junub itu bisa menyempitkan rezeki, Darul Ifta seperti dilansir dari laman Elbalad, menyampaikan bahwa hal tersebut bukan hukum fiqih melainkan hanya pengalaman semata. 

عن أم المؤمنين السيدة عائشة -رضي الله عنها-: كان النبي - صلى الله عليه وسلم - إذا أراد أن ينام وهو جنب غسل فرجه، وتوضأ للصلاة،

Dalam hadits riwayat Bukhar Muslim dari Aisyah radhiyallahu ‘anhu, ketika Rasulullah ﷺ dalam keadaan junub lalu ingin tidur dalam kondisi junub hendanknya dia membersihkan kemaluannya   maka beliau ﷺ berwudhu seperti wudhu untuk melaksanakan sholat. 

Berdasarkan hadits itu, Mazhab Syafii dan Mazhab Hanbali berpandangan bahwa orang yang berada dalam keadaan junub, lalu ingin tidur, makan, minum atau mengulangi persetubuhan, maka sebaiknya untuk membasuh kemaluannya dan berwudhu. Dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah RA, dia berkata, "Nabi ﷺ berdzikir kepada Allah ﷻdalam seluruh waktu beliau." 

Sedangkan dalam Mazhab Hanafi, orang yang berada dalam keadaan junub jika ingin makan dan minum maka dianjurkan untuk terlebih dulu berkumur dan membasuh dua tangannya. 

Pandangan tersebut juga selaras dengan apa yang diriwayatkan dari Imam Ahmad dan Ishaq. Mujahid berkata, "Hendaklah dia membasuh kedua tangannya." 

Dalam hadits lain, yang diriwayatkan, juga disebutkan mengenai Nabi ﷺ yang tidur dalam keadaan junub meski belum berwudhu. Empat kitab Sunan hadits meriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah ﷺ tidur dalam keadaan junub tanpa menyentuh air. 

Terhadap hadits tersebut, Imam Nawawi berpendapat orang yang dalam keadaan junub boleh langsung tidur tanpa wudhu dan membasuh kemaluan.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement