REPUBLIKA.CO.ID, MENDAILING NATAL--Kerugian akibat imbas bencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Mandailing Natal di Provinsi Sumatra Utara dalam beberapa hari ini diperkirakan mencapai Rp 107 miliar. Kerugian dan kerusakan tersebut meliputi sektor pemukiman, sektor infrastruktur dan sektor ekonomi produktif.
"Total kerugian sementara akibat bencana banjir yang melanda Madina sejak 15 sampai 18 Desember 2021 mencapai Rp 107 miliar," kata Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Mandailing Natal, Sahnan Pasaribu di Payabungan, Selasa (21/12).
Kerugian tersebut meliputi kerugian rumah tangga/warga yang jumlahnya diperkirakan mencapai Rp 14,5 miliar, infrastruktur perikanan Rp 80,3 miliar. Kemudian, kerugian pertanian/perkebunan (tanaman padi gagal panen 620 hektar) sebesar Rp 9,9 miliar, tanaman palawija holtikultura Rp 2,6 miliar dan peternakan Rp 67 miliar.
Sahnan menambahkan, bencana banjir yang melanda Madina itu, sempat membuat 16 kecamatan atau 74 desa/kelurahan yang ada di kabupaten itu ikut terdampak. Bahkan, 11.467 jiwa yang ada di enam kecamatan sempat mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Sahnan juga menyampaikan, kondisi banjir secara global di Madina sudah mulai surut, dan akses jalan yang sempat lumpuh kini juga sudah bisa dilalui oleh kenderaan roda empat atau lebih menuju Pantai Barat Madina, baik itu dari Sumatra Barat maupun dari Siais Kabupaten Tapanuli Selatan.
Sedangkan bantuan dari berbagai pihak juga sudah disalurkan kepada masyarakat yang terdampak banjir. "Artinya sebagian masih ada di posko induk, dan sebagian sudah disalurkan ke masyarakat, artinya tidak ada lagi yang terlantar," katanya.