Rabu 22 Dec 2021 12:59 WIB

Baliho Puan di Lokasi Bencana, Formappi: Tak Masuk Akal

Baliho-baliho itu justru akan menghambat Puan menggapai tujuannya.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Baliho kepak sayap kebhinekaan Puan Maharani terpasang di Rejowinangun, Yogyakarta, Rabu (11/8). Beberapa baliho Puan Maharani di Yogyakarta terpasang di sudut Kota Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Baliho kepak sayap kebhinekaan Puan Maharani terpasang di Rejowinangun, Yogyakarta, Rabu (11/8). Beberapa baliho Puan Maharani di Yogyakarta terpasang di sudut Kota Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menyorot baliho Ketua DPR Puan Maharani yang terpasang di desa terdampak erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur. Menurutnya, langkah itu justru tidak etis dilakukan oleh seorang wakil rakyat.

"Jadi, sebagai strategi politik pemasangan baliho ini jelas tak masuk akal sehat. Alih-alih mencapai tujuan, baliho-baliho itu justru akan menghambat Puan menggapai tujuannya," ujar Lucius saat dihubungi, Rabu (22/12).

Dia mengaku heran dengan Puan ataupun pihak yang memasang baliho tersebut di tengah lokasi terdampak bencana. Pencitraan untuk meraih elektabilitas tersebut dinilainya akan justru disindir oleh publik.

"Spanduk politisi akan menjadi santapan untuk mengolok-olok politisi yang justru memanfaatkan bencana untuk mendulang popularitas," ujar Lucius.

Pemasangan baliho Puan juga mengganggu citra DPR sebagai lembaga perwakilan. Lembaga ini harusnya menjadi yang terdepan memberikan respons cepat melalui kebijakan bantuan dari pemerintah untuk mengatasi dampak bencana. 

"Puan sebagai Ketua DPR harusnya menjadi contoh tentang politik kepedulian yang tulus. Ia mesti hadir dengan semua empatinya," ujar Lucius.

Dampak politik baliho jelas akan kalah banyak dibandingkan dengan pendekatan yang empatik dari Puan di lokasi bencana. Ketimbang menghabiskan uang untuk memasang baliho, ia seharusnya memaksimalkan perannya sebagai Ketua DPR sekaligus wakil rakyat.

"Alih-alih menunjukkan simpati, baliho-baliho itu justru terlihat menempatkan warga sebagai komoditas atau objek politik di mana suara mereka akan dibutuhkan setiap menjelang Pemilu," ujar Lucius.

Diketahui, baliho Ketua DPR RI Puan Maharani bertebaran di sekitar desa terdampak erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Baliho tersebut bergambar potret diri Puan dengan latar foto para pengungsi. 

Selain itu ada pula logo ‘Relawan Puan Maharani‘ dilengkapi kalimat penyemangat, "Tangismu, tangisku. Ceriamu, ceriaku. Saatnya bangkit menatap masa depan".

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement