Kamis 23 Dec 2021 23:32 WIB

Inthiq, Ungkap Rahasia Santri Gontor Mahir Bahasa Asing

Inthiq, sebuah film pendek yang dirilis Gontor TV

Rep: viva.co.id/ Red: viva.co.id
Potongan film Inthiq, buatan santri Gontor yang bercerita tentang belajar bahasa
Potongan film Inthiq, buatan santri Gontor yang bercerita tentang belajar bahasa

VIVA – Inthiq, sebuah film pendek yang dirilis Gontor TV, menuai respons positif masyarakat, khususnya orang tua wali santri Gontor. Hingga Selasa, 21 Desember 2021, film berdurasi 29 menit itu sudah ditonton 43 ribu kali dan 300-an komentar positif di channel YouTube Gontor TV maupun di jejaring media sosial lainnya.

Film Inthiq mengisahkan santri Gontor bernama Ihya mempelajari bahasa Arab. Ihya mulanya merasa tidak nyaman dengan berbagai disiplin bahasa yang ada di pondok. Fadhil, temannya, berusaha menemani Ihya dalam menghadapi konflik batinnya dan menemukan semangatnya untuk berdisiplin bahasa.

Seperti diketahui, Pondok Pesantren Darussalam Gontor sudah lama menerapkan dua bahasa asing, Arab dan Inggris sebagai bahasa pergaulan harian para santri. Kisah unik dan perjuangan para santri belajar bahasa Arab dan Inggris dimuat dalam film ini. 

"Film yang memakan waktu produksi selama enam bulan ini merupakan hasil kerja tim seluruh kru dan pemain yang berjumlah lebih dari 100 orang," ungkap Mu’adz Ali Murtadho, co-producer film yang dirilis bertepatan dengan Hari Bahasa Arab Dunia ini. 

Sementara Ilmi Hatta, penulis naskah, penerjemah dan sekaligus sutradara film ini mengungkapkan bahwa tujuan dari produksi film ini adalah untuk memotivasi para santri untuk meningkatkan kemampuan mereka berbahasa asing.

"Dalam produksi film ini, kami pun belajar banyak terkait bahasa Arab karena dalam proses penulisan naskah dan produksi dibimbing dengan sangat intensif oleh Ustaz Muhammad Nur, Lc. M.H. yang merupakan lulusan Mesir," ujar Ilmi Hatta, salah satu staf pengajar di Gontor yang sekaligus mahasiswa Prodi Akidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin, Universitas Darussalam Gontor.

"Untuk membiasakan penggunaan bahasa asing, santri diwajibkan untuk selalu berbahasa Arab selama 2 pekan, dan berbahasa Inggris selama 2 pekan berikutnya," papar Ustaz Muhammad Nur. "Tentunya untuk menerapkan hal tersebut tidaklah mudah. Diperlukan disiplin yang bersumber dari kesadaran dan motivasi yang tinggi. Hal tersebut yang coba digambarkan dalam film ini," lanjutnya

Para staf pengajar di Gontor yang berkecimpung dalam penggarapan film Inthiq ini menekankan nilai-nilai pendidikan yang tertanam dalam film tersebut. Sebab bagi Gontor, apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan adalah pendidikan. Demikian salah satu filsafat pendidikan di Gontor. 

"Termasuk film ini adalah salah satu bentuk pendidikan Gontor yang komprehensif. Bukan hanya yang menyaksikan film, tapi semua yang terlibat di dalam proses produksi juga terdidik," kata Ustaz Riza Ashari, salah satu produser film ini.  

Ustaz Riza Ashari pun mengutip wejangan Kiai Gontor KH Hasan Abdullah Sahal dalam beberapa kesempatan, yang selalu menegaskan bahwa "Tidak ada sedetik pun di pondok ini, kecuali untuk pendidikan; tidak ada sepeser uang pun di pondok ini, kecuali untuk pendidikan; tidak ada seorang pun di pondok ini, kecuali untuk pendidikan," ungkapnya

Selain menunjukkan betapa seriusnya mendidik santri berbahasa Arab, film ini juga menunjukkan Gontor memiliki perhatian dalam bahasa Indonesia dan juga bahasa Inggris. Hal ini tampak dengan adanya salah satu adegan dimana pemeran utama berdiri di depan sebuah spanduk menunjukkan kutipan Pimpinan Pondok dalam bahasa Indonesia. Pada bagian akhir, tampak bahwa bahasa resmi yang digunakan telah berubah dari Arab menjadi Inggris.

Ustaz Riza menyampaikan bahwa Gontor TV berkomitmen untuk terus menghadirkan tayangan edukatif yang menginspirasi orang banyak dari Indonesia dan negara lainnya. “Sehingga kita dapat menyentuh generasi muda kita dengan nilai-nilai luhur yang membentuk karakter mulia, seperti junjungan kita Rasulullah SAW," ujar Ustaz Riza yang juga cucu pendiri Gontor.

Maka dengan karakter mulia, tambah Ustaz Riza, generasi muda akan semakin bijak dan menggerakkan masyarakat menghadirkan manfaat membangun peradaban bermartabat.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan viva.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab viva.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement