Kamis 23 Dec 2021 16:17 WIB

AS Restui Paxlovid untuk Pengobatan Covid-19

AS izinkan Paxlovir keluaran Pfizer yang berbentuk pil menjadi obat Covid-19

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
AS izinkan Paxlovir keluaran Pfizer yang berbentuk pil menjadi obat Covid-19. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
AS izinkan Paxlovir keluaran Pfizer yang berbentuk pil menjadi obat Covid-19. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Amerika Serikat (AS) mengizinkan obat Covid-19 keluaran Pfizer yang berbentuk pil bagi mereka yang berusia 12 tahun ke atas sebagai salah satu upaya menangkal varian Omicron. Obat antivirus bernama Paxlovid itu diklaim hampir 90 persen efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian pada pasien dengan risiko tinggi penyakit parah, menurut data dari uji klinis perusahaan.

Data lab terbaru menunjukkan obat tersebut tetap efektif melawan Omicron, kata Pfizer dikutip dari Reuters pada Kamis (23/12). Pfizer menaikkan proyeksi produksi pada tahun 2022 menjadi 120 juta dari sebelumnya hanya 80 juta pengobatan dan mengatakan siap untuk memulai pengiriman di Amerika Serikat. Sebelumnya, ada obat antivirus yang juga digadang-gadang sebagai obat Covid-19 yakni ritonavir.

Baca Juga

Koordinator respons Covid-19 Gedung Putih Jeff Zients mengatakan pemerintah AS akan memiliki 265 ribu pengobatan yang tersedia pada Januari dan pasokan akan meningkat di bulan-bulan berikutnya. Pemerintah mengharapkan akan mengadakan 10 juta pengobatan yang telah dipesan dalam waktu enam bulan.

Pfizer mengatakan memiliki 180 ribu dosis yang siap dikirimkan tahun ini. Kontrak pemerintah AS untuk 10 juta dosis obat dihargai 530 dolar AS per dosis. Keputusan Food and Drug Administration (FDA) mengeluarkan otorisasi darurat untuk perawatan itu hadir ketika AS memerangi lonjakan kasus Covid-19 yang didorong oleh varian Omicron.

Presiden Joe Biden mengumumkan rencana untuk lebih banyak vaksinasi dan situs pengujian federal. Menurut William Schaffner, ahli penyakit menular terkemuka dari Vanderbilt University School of Medicine, obat ini dapat mengisi celah pengobatan yang dibuka oleh varian Omicron. Perawatan antibodi monoklonal yang paling banyak digunakan untuk Covid-19 terbukti kurang efektif dalam memerangi varian dan ada persediaan terbatas dari satu perawatan tersisa yang berfungsi, katanya.

Antibodi monoklonal biasanya diberikan secara intravena di rumah sakit, tidak tersedia secara luas, dan lebih dari dua kali harga pil Pfizer. Varian Omicron, pertama kali diidentifikasi di Afrika selatan dan Hong Kong pada November, telah menyebar ke seluruh dunia dan sekarang merupakan lebih dari 70 persen kasus virus corona baru di Amerika Serikat. Demikian data menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement