Kamis 23 Dec 2021 18:41 WIB

44 Orang Meninggal di Papua Akibat Kontak Tembak Sepanjang 2021

15 korban meninggal merupakan anggota TNI-Polri yang gugur selama bertugas.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.
Foto: Dok Polri
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA--Sepanjang 2021 sebanyak 44 orang dilaporkan meninggal akibat kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di beberapa lokasi di Papua. "Memang benar dari 92 kasus penembakan yang terjadi mengakibatkan 44 orang meninggal, 15 orang diantaranya anggota TNI-Polri," kata Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri dalam keterangan akhir tahun di Jayapura, Kamis (23/12).

Dia mengakui kasus penembakan yang melibatkan KKB memang mengalami kenaikan dibanding tahun 2020. Tahun lalu, kasus penembakan tercatat 49 kasus. Tahun ini naik 87,75 persen karena terjadi 92 kasus.

Baca Juga

Kasus-kasus yang melibatkan KKB itu terjadi di tujuh polres. Yakni, di Polres Mimika, Intan Jaya, Puncak, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nduga dan Polres Keerom.

Dari data yang ada terungkap selama periode itu tercatat 18 warga sipil meninggal dan 11 orang KKB dilaporkan tewas. Ke depan, kata Kapolda dalam keterangan akhir tahun yang dihadiri tokoh-tokoh agama, anggota sudah diperintahkan untuk tidak melakukan pengejaran dengan berbagai alasan.

"Kalau anggota melakukan pengejaran, kemungkinan akan menimbulkan korban jiwa dan senjata sehingga memperkuat persenjataan mereka (KKB)," jelas Fakhiri.

Kapolda Papua berharap ke depan aksi penembakan yang dilakukan KKB berkurang bahkan tidak lagi terjadi hingga Papua benar-benar menjadi 'tanah damai'. Apalagi nantinya polisi yang ditugaskan di wilayah itu adalah anak-anak asli setempat. Sehingga dapat membuat wilayah itu aman dari gangguan KKB.

"Saat ini 1.999 anggota Polri program bintara noken yang dibiayai dana otonomi khusus dan mereka lah yang akan dikembalikan ke daerah pengirim," kata Kapolda Papua Irjen Pol Fakhiri.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement