Rabu 31 May 2023 09:50 WIB

Pembiayaan BSI OTO Tumbuh 64 Persen

Laba bersih BSI mencapai Rp 1,46 triliun atau tumbuh 47,65 persen, kuartal I 2023.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna (kiri) bersama pemenang melihat vespa saat penyerahan hadiah Program Hujan Rejeki BSI Mobile 2022 di Jakarta (15/5/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna (kiri) bersama pemenang melihat vespa saat penyerahan hadiah Program Hujan Rejeki BSI Mobile 2022 di Jakarta (15/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minat nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) terhadap BSI OTO untuk pembiayaan kendaraan bermotor terus meningkat. Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menyampaikan sepanjang tahun 2023 hingga bulan April, pembiayaan di BSI OTO mencapai angka Rp 3,2 triliun.

"Jumlah itu tumbuh 64,01 persen secara tahunan atau year on year (yoy)," katanya dalam keterangan pers, Rabu (31/5/2023).

Untuk mengapresiasi tingginya minat masyarakat terhadap BSI OTO, BSI mengadakan promo pembiayaan yang menarik untuk masyarakat. Mulai dari margin murah setara 2,22 persen untuk mobil baru, margin setara 6,62 persen untuk mobil bekas, DP mulai 0 persen, dan cashback. Program ini berlaku mulai 29 Mei hingga 30 Juni 2023.

BSI membukukan perolehan laba bersih mencapai Rp 1,46 triliun atau tumbuh 47,65 persen pada kuartal I 2023. Pertumbuhan ini didorong penguatan fungsi intermediasi melalui penghimpunan dana masyarakat dan penyaluran pembiayaan.

Adapun, penyaluran pembiayaan BSI mencatat naik dua digit yakni 20,15 persen secara yoy menjadi Rp 213, 28 triliun. Pada periode tersebut, kualitas pembiayaan BSI terjaga dengan baik, tercermin dari NPF Gross di level 2,36 persen.

Perseroan fokus pada pembiayaan jangka panjang, prudent, dan mendiversifikasi alternatif pembiayaan yang sesuai segmen nasabah. Dengan demikian risiko pembiayaan dapat dimitigasi dengan baik sesuai dengan jenis pembiayaannya.

Hingga Maret 2023, total pembiayaan BSI mencapai Rp 213,28 triliun, dengan porsi pembiayaan yang didominasi oleh pembiayaan konsumer sebesar Rp 110,62 triliun, tumbuh 24,04 persen secara yoy. Lalu disusul pembiayaan wholesale sebesar Rp 58,16 triliun atau tumbuh 17,29 persen secara yoy, dan pembiayaan mikro sebesar Rp 19,32 triliun atau tumbuh 24,32 persen secara yoy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement