REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan yang cepat di dunia kerja, diakibatkan dari dampak globalisasi dunia kerja dan revolusi di bidang teknologi. Berbagai disiplin ilmu lainnya juga menuntut evaluasi terhadap kompetensi yang dibutuhkan oleh Dunia Usaha atau Dunia Industri (DUDI).
Evaluasi juga penting dilakukan agar dunia pendidikan tidak terpisah dari dunia kerja yang nyata di masyarakat. Sebagai perguruan tinggi vokasi di Indonesia, Program Studi (Prodi) Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) diharapkan dapat melahirkan lulusan yang diinginkan oleh DUDI.
Sinkronisasi kurikulum ini, merupakan penyelarasan kurikulum yang dilakukan dengan melibatkan pihak industri, selaku pemakai tenaga kerja, agar kompetensi lulusan dapat meningkat dengan baik. Maka dari itu, Prodi Administrasi Perkantoran, Universitas BSI menyelenggarakan kegiatan sinkronisasi kurikulum dengan dunia kerja, dunia industri dan dunia usaha serta alumni yang dilakukan secara daring, pada Rabu, (15/12).
Dr Ani Wijayanti selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas BSI berharap kepada mitra yang diundang dan juga alumni, agar dapat memberikan saran dan masukannya. Sehingga kurikulum yang diajarkan ke mahasiswa sesuai dengan kebutuhan, dan materi-materi yang diberikan ke mahasiswa mampu menjadi bekal dalam perkembangan dunia usaha dan dunia industri.
“Adanya kegiatan sinkronisasi kurikulum ini, dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh mahasiswa, sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Dengan mengundang alumni diharapkan juga dapat memotivasi mahasiswa dan memberikan pengalaman seputar dunia kerja,” ucap Ani.
Dalam memberikan pemahaman yang mendalam tentang perkembangan dunia usaha dan dunia industri, kegiatan tersebut mengundang Hidayat Priharjanto selaku narasumber dari General Manajer HSE dari PT ISTEM dan PT ACTEM. Ia memberikan penjelasan terkait apa saja soft skill yang dibutuhkan oleh dunia industri.
“Di zaman globalisasi seperti sekarang, selain dibutuhkan sertifikat TOEFL juga dibutuhkan sertifikat TOEIC dan juga harus mempunyai skill untuk mengontrol banyak dokumen. Kemudian mahasiswa juga harus diberikan seminar yang bersertifikat experience (pengalaman),” jelas Hidayat.
Menanggapi hal tersebut, salah satu alumni dari Prodi Administrasi Perkantoran, Puspi Puspita Sari yang kini menjabat sebagai sekretaris dan administrator PT Mentari Books Indonesia, dalam kesempatan tersebut membekali mahasiswa mengenai kemampuan bahasa Inggris.
“Dunia industri kini membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu berkomunikasi dengan baik dan menguasai Bahasa Inggris yang baik secara aktif,” tutup Puspi.