REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maskapai penerbangan komersial di seluruh dunia membatalkan lebih dari 4.300 penerbangan selama akhir pekan Natal. Pembatalan ini disebabkan karena meningkatnya gelombang infeksi Covid-19 yang didorong oleh varian omicron.
Varian baru itu telah menciptakan ketidakpastian sekaligus kecemasan yang lebih besar bagi pelancong liburan. Maskapai penerbangan secara global membatalkan setidaknya 2.366 penerbangan pada hari Jumat (24/12), atau pada Malam Natal.
Biasanya waktu ini merupakan tradisi untuk melakukan perjalanan udara, menurut penghitungan di situs pelacakan penerbangan FlightAware.com. Selain itu, ada hanpir 9.000 penerbangan yang ditunda.
Situs web menunjukkan bahwa 1.616 penerbangan Hari Natal dibatalkan di seluruh dunia, bersama dengan 365 lainnya yang telah dijadwalkan pada Ahad (26/12), dilansir dari laman News.CGTN, Sabtu (25/12).
Lalu lintas udara komersial di Amerika Serikat dari dan ke luar negeri menyumbang lebih dari seperempat dari semua penerbangan yang dibatalkan selama akhir pekan, menurut FlightAware. Di Australia, lebih dari 100 penerbangan domestik dari Sydney dan Melbourne ke kota-kota lain juga telah dibatalkan.
Di antara operator AS pertama yang melaporkan gelombang pembatalan liburan akhir pekan adalah United Airlines dan Delta Air Lines. Maskapai membatalkan hampir 280 penerbangan gabungan pada hari Jumat saja, dengan alasan kekurangan personel di tengah lonjakan infeksi Covid-19.
Infeksi Covid-19 telah melonjak di AS dalam beberapa hari terakhir karena varian omicron yang sangat menular. Omicron pertama kali terdeteksi pada November dan sekarang menyumbang hampir tiga perempat kasus AS serta 90 persen di beberapa daerah, seperti pesisir timur.
Sementara penelitian terbaru menunjukkan omicron menghasilkan penyakit yang lebih ringan, dan tingkat rawat inap lebih rendah, daripada delta. Satu dari 20 warga London yant terinfeksi pekan lalu, menunjukan bahwa kasus bisa meningkat menjadi satu dari 10 pada awal pekan depan, menurut Kantor Statistik Nasional.
Data pemerintah Inggris menunjukkan rekor penghitungan 122.186 infeksi baru secara nasional pada hari Jumat, menandai hari ketiga di mana jumlah yang diketahui telah melampaui 100 ribu kasus infeksi.