REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi menjelaskan bagaimana ia meningkatkan kualitas Inter sepeninggalan Antonio Conte. Inzaghi menyebut, pemain i Nerazzurri diberikan kebebasan lebih ketika berada di atas lapangan untuk menunjukkan kualitas terbaik.
"Saya membaca nama saya berada di mana, tetapi gelar juara paruh musim bukanlah piala nyata. Kami hanya melakukannya dengan baik, tapi ini adalah titik awal kami," kata Inzaghi menjelaskan dilansir Football Italia, Sabtu (25/12).
Inzaghi mampu mempertahankan dominasi Inter sepeninggalan Conte, yang sukses memberikan gelar scudetto ke-19 Serie A Liga Italia untuk tim asal kota mode Italia musim lalu.
Eks pelatih SS Lazio itu lantas diklaim oleh berbagai media Italia sebagai salah satu pelatih top Negeri Pasta. Pasalnya, Inzaghi membawa La Beneamata, tim yang dibangun dengan baik oleh Conte, tampil lebih menarik ketika berada di atas lapangan.
"Saya puas bahkan di bulan Oktober ketika kami masih berada di tiga besar. Saya pun kerap bertemu penggemar dan mereka mengaku menyukai cara kami bermain, dengan senang hati itu adalah pujian paling penting bagi pelatih," sambung Inzaghi.
Di atas segalanya, para penggawa Inter juga memuji peran Inzaghi sebagai mentor. Hakan Calhanoglu dan kawan-kawan menyebut, Inzaghi memberikan banyak kebebasan untuk pemain mengekspresikannya di atas lapangan sepak bola.
Allenatore berusia 45 tahun mengakui bahwa tim berlatih dan terus mengamati semua video yang dilakukan di sesi latihan. Tetapi, saat berada di lapangan semua berakhir di tangan pemain, mengingat sepak bola dibuat dan ditentukan oleh mereka yang memenangkan trofi.
Tidak seperti Conte, Inzaghi lebih sering merotasi skuad i Nerazzurri dan mengeluarkan lebih banyak pemain yang dimilikinya, termasuk untuk babak 16 besar Liga Champions.
"Saya mencoba berbicara dengan para pemain, benar-benar memiliki hubungan baik dengan mereka. Dalam sepak bola hari ini, motivasi bisa membuat perbedaan," jelas Inzaghi.
Saat ini Inter berada di peringkat pertama klasemen Serie A Italia dengan perolehan 46 angka hasil dari 14 kemenangan, empat imbang, dan sekali kekalahan. Sedangkan kursi kedua disusul saudara sekota, AC Milan, yang mengoleksi 42 angka hasil dari 13 menang, tiga imbang, dan tiga kekalahan.