REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI) Amirsyah Tambunan mengucapkan selamat atas terpilihnya KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU 2021-2026. Gus Yahya disebut sebagai sosok ulama yang mampu mendengar aspirasi warga Nahdliyin.
"Semoga sukses mengemban amanah umat dan bangsa, Aamiin ya Allah,” ujar Buya Amirsyah saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (26/12).
Buya Amirsyah menilai Gus Yahya adalah sosok yang mampu mendengar aspirasi, sehingga dapat membawa NU ke dalam suasana yang teduh, utamanya dalam kerangka pemikiran Ahlussunnah waljamaah (Aswaja) yang terhindar dari pemahaman yang liberal.
Seperti diketahui, warga Nahdliyin yang memiliki karakter aswaja dapat menjadi perekat umat untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah basyariah dan ukhuwah wathaniyah. Ia menyebut ukhuwah ini sangat penting untuk menjadi modal sosial (sosial capital), sehingga mampu mendukung tumbuhnya ekonomi umat yang berbasis syariah.
Selain itu, Kiai Miftachul Ahyar yang menjabat sebagai Rais Aam PBNU dan Ketua Umum MUI sering mengatakan tugas mulia ulama dalam berdakwah afalah menjadi pemersatu umat. Hal ini dilakukan melalui penguatan dakwah yang mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, serta dakwah yang mendididik bukan membidik.
Dalam konteks itu, MUI bersama sejumlah Ormas seperti NU, Muhammadiyah bertekat menjadi bagian dari komponen bangsa dapat menjadi mitra pemerintah (sodiqul hukumah). "Ibarat teman setia yang baik saling mengingatkan untuk kebenaran. Jika ada kebijakan yang benar patut di apresiasi, sebaliknya kebijakan yang menyimpang maka warga Nahdiyin bersama kekuatan umat lainnya harus mengingatkan dan meluruskan," ujar Amirsyah.
Mantan juru bicara presiden KH Abdurahman Wahid (Gus Dur), KH Yahya Cholil Staquf resmi terpilih sebagai ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026. Pemilihan dilakukan dalam Sidang Pleno V Muktamar ke-34 NU di Gedung Serbaguna Universitas Lampung (Unila), Bandar Lampung, Jumat pagi (24/12).
Dalam muktamar itu, mekanisme pemilihan ketua umum PBNU menggunakan mekanisme voting atau pemungutan suara. Dalam proses penghitungan suara, Gus Yahya berhasil memperoleh 337 suara, sedangkan calon ketum PBNU petahana KH Said Aqil Siroj hanya mendapatkan 210 suara. Sebanyak satu suara dianggap batal.