REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan mufti Mesir Syekh Ali Jum'ah menyampaikan penjelasan soal boleh-tidaknya membaca ramalan bintang hanya untuk bersenang-senang. Dia tegas mengatakan itu tidak boleh.
"Tidak boleh membaca ramalan bintang harian meski dalihnya untuk bersenang-senang. Kita seharusnya tidak menerima takhayul yang tidak berguna itu," kata dia seperti dilansir dari laman Elbalad, Selasa (28/12).
Lantas apa hukumnya jika membaca atau mengikuti ramalan horoskop? Anggota Fatwa Darul Ifta Mesir Syekh Mahmud Syalabi mengingatkan setiap Muslim harus beriman kepada Allah SWT dan jangan suka berangan-angan.
Adapun mengenai membaca horoskop itu sebetulnya tidaklah dilarang. Namun, yang dilarang adalah ketika kita meyakini apa yang ditunjukkan horoskop menentukan keuntungan atau kerugian atau hal tertentu pada kehidupan kita.
"Ini salah dan tidak diperbolehkan," ujar dia.
Allah SWT berfirman, "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu berbuat syirik dengan mempersekutukan Allah. Sesungguhnya perbuatan syirik adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS Luqman ayat 13)
Rasulullah SAW juga melarang manusia mempercayai para dukun peramal nasib. Sebab pada hakikatnya mereka itu tidak mengetahui dan mereka hanya mengaku-ngaku tahu. Pengetahuan mereka diperoleh karena bisikan jin dan setan.
Selain itu, Rasulullah SAW pernah ditanya soal dukun peramal nasib. Kata beliau, "Mereka tidak ada gunanya." Lalu beberapa sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, bukankah apa yang mereka katakan terkadang menjadi kenyataan?"
Rasulullah SAW bersabda, "Itu sebetulnya berasal dari kabar berita jin yang sudah bercampur dengan ratusan kebohongan. Setelah itu, ia membisiki para dukun peramal nasib." (HR Bukhari dari Aisyah)
Sumber: https://www.elbalad.news/5103161