REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk akan mengoptimalkan pelayanan keuangan untuk sektor haji umrah sebagai anak perusahaan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Direktur Utama Bank Muamalat Achmad Kusna Permana menyampaikan, Bank Muamalat akan menyempurnakan ekosistem pelayanan dan pengelolaan keuangan haji BPKH. "Bank Muamalat nantinya akan fokus untuk melayani segmen pelayanan haji, sampai ke pelosok-pelosok," kata Permana dalam kunjungan ke kantor Republika, Selasa (28/12).
Menurut dia, potensi pengembangan ekosistem haji dan umrah masih sangat luas. Sehingga, Bank Muamalat dapat melakukan berbagai inovasi, seperti meluncurkan produk baru, modifikasi produk yang telah ada, dan pengembangan digitalisasinya.
Pelayanan haji secara digital sangat dibutuhkan sesuai dengan tujuan BPKH meningkatkan pendaftaran haji nasional. Mengingat Arab Saudi memiliki Visi 2030 yang akan meningkatkan kuota jamaah haji hingga tiga kali lipat.
Produk-produk seperti talangan haji yang saat ini digarap sektor lain dapat menjadi unggulan. Peran digitalisasi Bank Muamalat akan mulai ditingkatkan pada tahun depan.
"Kita akan mencari model digital yang paling pas apa, yang paling dibutuhkan, untuk memaksimalkan potensi di dalam ekosistem yang ada," kata dia.
Untuk jangka panjang, Bank Muamalat juga akan membuka cabang di Arab Saudi. Direktur Keuangan Bank Muamalat, Hery Syafril menambahkan ekosistem haji sangat luas dan besar.
Mulai dari pendaftar haji yang setiap tahun sekitar 200 ribu orang, alumni haji, hingga pendaftar atau calon jamaah haji. Selain itu juga ada Asosiasi, biro perjalanan haji umrah, dan bisnis-bisnis terkait lainnya.
"Kita ingin mencari model digitalisasi yang sesuai untuk bisa melayani seluruh ekosistem dari awal hingga akhir," kata Hery.
Bank Muamalat berkomitmen untuk dapat memenuhi kebutuhan keuangan tidak hanya BPKH tapi juga seluruh ekosistem di dalamnya. Menurut dia, seiring dengan proses selama, Bank Muamalat mencari pola yang paling tepat.
Fokus pada segmen tersebut juga akan menjadi sumber pertumbuhan utama baru setelah penyuntikan modal. BPKH akan menjadi pembeli utama dalam rights issue Bank Muamalat yang sedang berlangsung.
BPKH berinvestasi sebesar Rp 1 triliun dan akan membeli sukuk subordinasi Bank Muamalat di akhir Januari 2022 sebesar Rp 2 triliun. Ini membuat BPKH menjadi pengendali saham utama Bank Muamalat sekaligus mengembalikan bank syariah pertama Indonesia tersebut ke tangan ibu pertiwi.
Sebelumnya, Bank Muamalat dimiliki oleh asing dengan pemegang saham utama Islamic Development Bank. Pemilik asing lainnya Bank Boubyan, Atwill Holdings Limited, National Bank of Kuwait, IDF Invesment Foundation, dan BMF Holdin Limited.
BPKH telah menerima hibah saham dari para pemilik saham utama terdahulu tersebut sehingga membuat kepemilikannya saat ini meningkat jadi 78,45 persen. BPKH menyatakan pengalihan saham tersebut merupakan penyerahan saham dengan hibah tidak terdapat harga pengalihan per saham.