REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Italia mencabut peraturan isolasi mandiri bagi yang pasien melakukan kontak langsung dengan orang dinyatakan tes Covid-19. Mereka bisa isolasi mandiri dengan catatan telah menerima vaksin booster.
Langkah ini diambil setelah pakar kesehatan mendesak pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut. Hal ini mengingat virus Corona varian Omicron yang sangat menular dapat melumpuhkan Italia bila jutaan orang terpaksa harus tetap tinggal di rumah.
Pada Kamis (30/12), kabinet Italia mengumumkan pemerintah tidak mewajibkan lagi kontak dekat Covid-19 yang sudah menerima vaksin booster, divaksin lengkap atau baru pulih dari Covid-19 untuk isolasi mandiri. Namun mereka tetap harus memakai masker medis Ffp2 atau N95 selama 10 hari.
Bila memiliki gejala mereka harus melakukan tes dalam waktu lima hari sejak melakukan kontak dengan orang yang positif virus korona. Wakil Menteri Kesehatan Italia Andrea Costa mengatakan peraturan ini masuk akal.
"Saya pikir ini masuk akal untuk menerapkan peraturan yang berbeda bagi masyarakat yang mengikuti arahan pemerintah, menerima dua dosis vaksin dan kemudian vaksin booster," katanya.
Pemerintah Italia memperketat peraturan pembatasan sosial bagi masyarakat yang belum divaksin. Mulai dari 10 Januari semua aktivitas termasuk restoran ruang terbuka, hotel dan lift ski hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang sudah divaksin atau baru sembuh dari Covid-19. Peraturan ini juga berlaku di transportasi umum.
Pada pekan ini angka kasus infeksi virus korona di Italia melonjak tajam. Pada Rabu (29/12) kemarin kasus positif Covid-19 di negara itu bertambah 98.030. Jumlah pasien Covid-19 yang masuk rumah sakit juga naik.
Italia sudah memperketat peraturan masa liburan. Pemerintah Perdana Menteri Italia Mario Draghi melarang konser, kegiatan di ruang terbuka, dan menutup diskotik hingga 31 Januari.
Italia juga memperketat pembatasan bagi pengunjung asing termasuk dari dalam Uni Eropa yang kini harus menjalani tes Covid-19 sebelum keberangkatan. Program vaksinasi Italia terbukti efektif dengan 80 persen jumlah target vaksin sudah menerima vaksin dan sekitar 30 persen diantaranya menerima dosis ketiga.