Jumat 31 Dec 2021 21:50 WIB

Habib Nabiel Jelaskan Islam Sangat Menghargai Waktu

Umat Islam diimbau Habib Nabiel manfaatkan waktu sebaik-baiknya.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Habib Nabiel Jelaskan Islam Sangat Menghargai Waktu. Foto: Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Habib Nabiel Al Musawa memberikan Tausiyah pada acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (30/12). Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengelar acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 yang dilaksanakan secara Hybrid dan diharapakan bisa membangkitkan spiritualitas umat Islam.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Habib Nabiel Jelaskan Islam Sangat Menghargai Waktu. Foto: Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Habib Nabiel Al Musawa memberikan Tausiyah pada acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (30/12). Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengelar acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 yang dilaksanakan secara Hybrid dan diharapakan bisa membangkitkan spiritualitas umat Islam.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemimpin Majelis Rasulullah, Habib Nabiel Al-Musawa, mengingatkan umat Islam bahwa agama Islam sangat menghargai waktu. Sehubungan dengan itu, umat Islam diajak menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.

Habib Nabiel mengatakan, sebentar lagi umat Islam akan memasuki tahun baru atau pergantian tahun. Lantas bagaimana agama Islam menyikapi pergantian tahun dan pergantian waktu. Allah SWT berfirman dalam Surah Ibrahim, Allah sungguh sudah menundukkan Matahari dan Bulan yang terus menerus berputar pada porosnya. Kemudian Allah juga menentukan siang dan malam.

Baca Juga

"Lalu apa hikmah dari semua itu, yaitu pergantian waktu, putaran setiap hari, setiap malam, dengan itu semua Allah berikan apa yang kamu minta melalui pergantian waktu itu," kata Habib Nabiel saat memberikan tausiyah pada acara Dzikir Nasional 2021 bertema "Terus Membersamai Kebaikan" yang diselenggarakan Republika setiap malam pergantian tahun, Jumat (31/12).

Ia menerangkan, sesungguhnya kalau manusia mencoba untuk menghitung nikmat dari Allah, niscaya tidak akan bisa kamu menghitungnya. Sungguh manusia itu sangat zalim dan sangat kufur terhadap nikmat dari Allah.

Sejak seseorang bangun tidur sampai tidur lagi, itu adalah nikmat dari Allah yang luar biasa banyaknya dan luar biasa berlimpahnya untuk manusia. Tetapi seringkali melihat, kalau seseorang diberi cobaan baru ingat kepada Allah. Kalau diberi azab, musibah dan teguran baru mereka ingat kepada Allah.

"Tapi yang namanya nikmat, apakah pernah kita mensyukuri nikmat, mata kita setiap waktu bisa melihat macam-macam hal. Telinga kita, mulut kita, tangan, dan kaki kita, dan seterusnya kalau kita hitung tidak terhitung nikmatnya," ujar Habib Nabiel.

Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengatakan, kalau manusia memperhatikan, Allah seringkali mengingatkan tentang pergantian waktu. Allah berfirman dalam Surat Al-'Ashr yang artinya demi waktu atau demi masa.

Habib Nabiel menerangkan, surah ini menjelaskan bahwa sesungguhnya seluruh manusia betul-betul berada di dalam kerugian kecuali orang beriman. Namun tidak hanya beriman kepada Allah, tapi juga banyak melakukan amal soleh. Yaitu mereka yang selalu saling menasehati untuk kebenaran dan menasehati untuk bersabar.

"Sering kali orang menganggap yang bicara tentang waktu hanya di surat ini (Surat Al-'Ashr) padahal banyak sekali ayat lain tentang waktu," jelasnya.

Ia menegaskan, setiap pergantian waktu ada hal yang penting di dalam Islam. Oleh sebab itu rukun Islam dibangun di atas waktu. Allah berbicara tentang sholat. Sholat diwajibkan kepada orang beriman berdasarkan waktu yang telah ditetapkan atau ditentukan. Umat Islam tidak bisa sholat Dzuhur di waktu Ashar atau sholat Ashar di waktu Maghrib.

Allah berfirman tentang puasa. Puasa dilaksanakan di hari-hari yang telah ditetapkan. Artinya semua aktivitas umat Islam diatur dengan waktu. Allah berbicara tentang zakat, dikatakan hendaklah kalian menunaikan zakat pada waktu memanennya. Kemudian bicara tentang haji. Haji dilaksanakan di bulan-bulan yang sudah ditetapkan oleh Allah.

"Sedemikian tingginya Islam menghargai waktu sehingga kalau orang Islam tapi kemudian waktu yang dia pakai untuk sesuatu yang sia-sia tidak bermanfaat (sayang sekali)," jelasnya.

Habib Nabiel mengatakan, di dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang disampaikan Imam At Tirmidzi, dijelaskan, bersegeralah kalian melakukan amal, berbuat baik, dan berbuat amal soleh jangan sampai menunggu datangnya tujuh hal.

Artinya, kalau manusia menunda melakukan amal itu maka keburu datang tujuh hal. Di antaranya, kalau manusia menunda melakukan amal nanti datang kepada mereka kefakiran sampai membuat mereka lupa pada ibadah. Karena mereka harus mencari uang akibat kondisi mereka yang miskin.

"Kalau manusia menunda amal, nanti sampai datang kepada mereka kekayaan yang membuat lupa diri. Lupa ibadah kepada Allah SWT karena sibuk belanja dan lain sebagainya," jelasnya.

Habib Nabiel melanjutkan, kalau manusia menunda melakukan amal, apakah mereka menunggu sampai datangnya sakit yang membuat rusak badan. Bahkan untuk melaksanakan sholat dan puasa saja susah dalam kondisi sakit.

"Penyakit yang datang kepada kita semuanya tidak ada yang enak, membuat kita tidak bisa ibadah," ujarnya.

Ia mengatakan, kalau manusia menunda melakukan amal, apakah mereka menunggu sampai datangnya tua. Sehingga badan mereka lemah dan tidak kuat lagi. Karena sudah tua dan badannya melemah, sholat tarawih saja susah, mau menjalankan ibadah haji tidak bisa.

 

Kalau manusia menunda mengerjakan amal, apakah mereka menunda-nunda sampai datang kematian. Kematian tidak hanya mendatangi orang tua tapi juga anak-anak muda. Kalau manusia menunda melakukan amal, apakah mereka menunggu-nunggu sampai datangnya Dajjal. Dajjal itu adalah makhluk yang paling menakutkan. Kalau sudah datang Dajjal banyak orang menjadi kafir.

"Kalau kamu (menunda amal apakah) menunggu sampai datangnya kiamat dan kiamat itu sangat mengerikan, sangat dahsyat dan sangat pahit buat kita semua," kata Habib Nabiel.

Habib Nabiel menerangkan, hadits ini menjelaskan tentang pergantian waktu. Maka yang harus dilakukan adalah gunakan waktu untuk hal yang bermanfaat.

"Jangan kita tertipu pergantian tahun diisi dengan maksiat. Tadi sudah diingatkan oleh Allah SWT melalui ayat-ayat Alquran dan sudah diingatkan oleh Rasulullah SAW," jelasnya.

Habib Nabiel mengajak, mari jadikan pergantian tahun untuk mendekat kepada Allah, untuk minta ampun atas dosa-dosa yang pernah dilakukan dan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Sehingga mudah-mudahan semuanya menutup tahun ini dengan khusnul khotimah. "Semoga usia kita juga bisa sampai tahun depan," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement