REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengomentari cicitan (tweet) soal berita jembatan penyeberangan orang (JPO) Instagramable di Twitter. Adalah akun @Mdy_Asmara1701 yang mengunggah tautan berita JPO besutan Anies hingga membuat Yunarto berkomentar tentang tol Jokowi.
"Kok gak sekalian ketawain kalo ada kader PKS & Demokrat yg ikut menikmati Tol-nya Jokowi... Mbok ya gak gini tarung idenya...," katanya melalui akun @yunartowijaya di Jakarta. Republika pada Senin (3/1), sudah meminta izin untuk mengutip cicitan tersebut.
Tak berselang lama, banyak pihak yang mempermasalahkan diksi tol milik Presiden Jokowi tersebut. Pasalnya, pembangunan tol tersebut digunakan oleh Badan Usaha Milik Negara, alih-alih dari dana pemerintah.
Bantahan cuit dari Yunarto juga dikomentari oleh eks Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu. Dia mempertanyakan istilah Tol kepunyaan Jokowi yang jadi dasar pernyataan Yunarto.
“Pembangunan jalan Tol itu dibiayai oleh badan usaha, bukan dana pemerintah. Pemberian dana PMN kepada BUMN karena penugasan untuk bangun jalan tol yang tidak layak,” kata Didu dalam cicitannya Yunarto.
Dia mempermasalahkan jalan tol yang tidak dimiliki negara. Terlebih, milik Presiden Jokowi. “Tapi milik badan usaha sampai masa konsesi habis. Jelas?” lanjut dia.
Alih-alih membenarkannya, Yunarto meminta Said didu untuk mempelajari maksud dari cuitannya. Menurut dia, pernyataan Tol milik Jokowi merupakan respon untuk membalas cuitan dari pendukung Anies, @Mdy_Asmara1701.
“Baca twit apa yang saya komentari. Kecuali tugas anda emang cuma jadi provokator,” tuding Yunarto kepada Didu.
Tak sampai di sana, Yunarto juga meminta Didu agar mengomentari dana pembangunan JPO yang diinisiasi Anies.
Lebih jauh, tokoh Nahdlatul Ulama, Gus Umar, juga mengomentari hal serupa atas cuitan Yunarto. Dia mempertanyakan maksud Tol milik Jokowi menurut Yunarto. "Lalu kalau utang pemerintah bisa gak dibilang utang jokowi?" tutur Gus Umar.
Kemudian, Yunarto pun mencoba meluruskan jika maksud tol Jokowi sudah dipelintir oleh pihak-pihak tertentu. "Twit saya ttg "Tol Jokowi" di-spin ke mana-mana tanpa ngeliat itu quote buat ngeledekin twit apa.. Kalo tentang ini dulu clear posisi saya malah twitwar sama akun pendukung jokowi yang ngeledek oposisi yang gunakan tol.. Sampe diserang abisabisan sama banyak akun...," kata Yunarto.
Baca juga : Dudung Versus Bahar Berimbas Danrem Suryakencana Turun Gunung
"Produk kebijakan dari kepala eksekutif baik di level daerah atau nasional bisa dinikmati semua warganya, gak peduli dalam prosesnya dia mendukung atau gak kebijakan tersebut... Lucu kalo ada yang ketawain pihak oposisi yang ikut menikmati produk tersebut," kata Yunarto.
"Kondisi ini sempat terjadi pada saat jelang pemilu 2019, saya kritik ini di twitter dengan keras, dan diserang balik oleh banyak akun... Nah kebetulan hari ini terjadi "Kebodohan" yang sama diulang dari akun pendukung sosok tertentu," ucap Yunarto menambahkan.
Yunarto pun menanggapi santai akun-akun yang menyerangnya. "Kemudian digorenglah sama akun2 yg merasa dpt bahan gorengan buat nyalurin kebenciannya.. Saya terganggu? Duile... 2014, 2017, 2019 dah kurang seru apa teror hoax saya alamin, sampe ada yg berakhir di 2 pengadilan.. So lanjutin gorenganmu, biasanya akan nambah follower saya."
Twit saya ttg "Tol Jokowi" di-spin kemana2 tanpa ngeliat itu quote buat ngeledekin twit apa.. Kalo ttg ini dulu clear posisi saya malah twitwar sama akun pendukung jokowi yg ngeledek oposisi yg gunakan tol.. Sampe diserang abis2an sama banyak akun...
— Yunarto Wijaya (@yunartowijaya) January 2, 2022