REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kasus infeksi Covid-19 di Arab Saudi pada Senin (3/1) kembali melonjak di atas 1.000 untuk pertama kalinya sejak Agustus lalu. Hari ini, kasus masih melonjak untuk kedua kalinya secara berturut-turut.
Menurut Kementerian Kesehatan, kasus infeksi yang terkonfirmasi pada Senin (3/1) sebanyak 1.746 kasus selama 24 jam terakhir. Ini menjadikan jumlah total infeksi yang dikonfirmasi di Kerajaan menjadi 559.852 kasus.
“Sebanyak 90 di antaranya berada dalam kondisi kritis,” kata kementerian dilansir dari Saudi Gazette, Selasa (4/1/2022).
Menurut Kementerian Kesehatan, dalam 24 jam terakhir, sebanyak dua orang meninggal dunia akibat komplikasi virus. Sehingga total kematian akibat virus ini menjadi 8.881 kasus.
Sedangkan jumlah orang yang pulih dalam 24 jam terakhir sebanyak 341 orang, ini meningkatkan jumlah total orang yang bebas dari virus mematikan menjadi 542.754 orang. Peningkatan kasus ini bukan hanya terjadi di Saudi, tetapi juga negara-negara tetangga seperti Uni Emirat Arab (UEA).
Dilansir dari Al Arabiya, UEA mengalami peningkatan lebih dari 3.400 persen dalam kasus harian virus corona yang dilaporkan selama bulan Desember terakhir. Kasus Covid-19 harian yang terkonfirmasi di negara teluk itu sebanyak 200 kasus setiap harinya.
Tetapi di awal tahun 2022 ini, UEA mengalami lonjakan kasus yang sangat signifikan. Dengan rekor tertinggi terjadi pada Ahad (2/1/2022) sebenyak 2.600 kasus, rekor yang tidak terlihat sejak 7 Maret 2021 sebelumnya.
UEA tetap menjadi salah satu negara teratas di dunia dalam hal tingkat vaksinasi dan telah berhasil melaporkan jumlah kasus dan kematian yang rendah dalam beberapa bulan terakhir sambil tetap terbuka untuk bisnis. Negara Teluk itu juga menyediakan suntikan booster vaksin Covid-19 untuk semua orang yang berusia di atas 18 tahun di tengah meningkatnya kekhawatiran atas omicron. Dan otoritas kesehatan mulai menerapkan kembali beberapa tindakan pencegahan keamanan terkait Covid-19 untuk menahan penyebaran virus.