REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) angkat bicara mengenai temuan Covid-19 yang memiliki ciri kombinasi varian delta dan omicron atau disebut deltacron. IDI mengatakan, temuan ini masih butuh penelitian lebih lanjut.
"Itu datanya belum begitu banyak, jadi masih butuh penelitian. Kasusnya juga masih sedikit dan baru ditemukan di satu tempat, yaitu di Siprus," ujar Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDI, Zubairi Djoerban saat dihubungi Republika.co.id, Senin (10/1/2022).
Kendati demikian, Zubairi mengakui pada prinsipnya virus akan terus bermutasi karena ingin terus bertahan hidup. Bahkan, sebagian kecil varian barunya sangat mengganggu. Untuk mencegah penularan virus dan mutasinya, Zubairi melanjutkan, banyak negara kini merekomendasikan menggunakan masker N95.
Sebelumnya, Ilmuwan di Siprus melaporkan temuan 25 kasus virus corona Covid-19 yang memiliki ciri kombinasi antara varian delta dan omicron, Sabtu (8/1/2022). Disebut sebagai deltacron, sebagian kasus itu berasal dari sampel asal pasien Covid-19 yang sedang dirawat di rumah sakit di negara itu.
Temuan itu diumumkan oleh Leondios Kostrikis, profesor biologi di Universitas Siprus yang juga kepala di Laboratorium Bioteknologi dan Virologi Molekuler di kampus itu. Kostrikis dan timnya mendapati jenis baru yang memiliki ciri mutasi genetis mirip omicron dalam genom delta.