REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Sebanyak delapan rumah di Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, dilaporkan rusak-rusak akibat cuaca ekstrem yang terjadi pada Selasa (11/1/2022). Akibatnya, sebagaian warga harus mengungsi ke rumah kerabatnya.
Penata Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Tasikmalaya, Erik Yowanda, mengatakan, pihaknya menerima laporan adanya rumah rusak terdampak cuaca ekstrem pada Selasa sekitar pukul 14.30 WIB. Usai menerima laporan, petugas langsung mendatangi lokasi untuk melakukan penanganan. "Sementara, ada delapan rumah yang terdampak. Rata-rata rusak sedang karena atapnya tertiup angin dan tertimpa pohon," kata dia di lokasi, Selasa (11/1).
Menurut dia, sejumlah wilayah Kota Tasikmalaya memang dilanda hujan dengan intensitas tinggi. Hujan itu juga disertai dengan angin kencang. Akibatnya, beberapa pohon tumbang dan menimpa rumah warga.
Erik menambahkan, petugas di lapangan langsung melakukan pemangkasan pohon yang menimpa rumah warga. Saat ini, penanganan masih dilakukan lantaran rumah yang terdampak tersebar di beberapa kampung. "Kami masih melakukan pemangkasan pohon dan membantu membersihkan puing-puing bersama TNI dan Polri. Kami juga dorong terpal ke rumah-rumah yang terdampak," kata dia.
Erik mengimbau warga agar terus waspada menghadapi cuaca ekstrem. Sebab, saat ini Kota Tasikmalaya sudah mulai memasuki puncak musim hujan.
Berdasarkan pantauan Republika, beberapa rumah mengalami rusak berat akibat cuaca ekstrem itu. Salah satunya adalah rumah milik Iyan (43), warga Kampung Babakan Nangerang, Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya. Bagian atap ruangan depan, kamar, dan dapur, rumahnya jebol tertimpa pohon tumbang. "Rusak semua. Sudah gak bisa ditempati ini mah," kata dia, kepada Republika.
Ia mengatakan, hujan disertai angin kencang terjadi wilayah itu sejak pukul 14.00 WIB. Menurut dia, angin juga berputar, sehingga membuat pohon-pohon bergoyang hebat. Melihat pohon di samping rumahnya bergoyang kencang, Iyan bersama keluarga memutuskan keluar rumah menuju rumah orang tuanya yang ada di samping rumahnya."Lima menit sebelum kejadian, saya sama keluarga keluar. Setelah itu, pohon langsung tumbang kena rumah," kata dia.
Menurut dia, rumahnya itu sudah tak mungkin lagi untuk ditempati. Untuk sementara, Iyan bersama keluarga akan mengungsi sementara di rumah orang tuanya."Harapannya ada bantuan buat perbaikan dari yang punya pohon. Karena itu pohon punya orang di depan. Sudah dua kali kejadian tumbang," kata dia.
Sementara itu, salah seorang warga lainnya, Totoh (44) mengatakan, hujan deras di wilayah itu terjadi sejak Selasa sekitar pukul 14.00 WIB. Sekitar 30 menit setelah hujan, pohon besar yang berada di depan rumahnya roboh. Pohon itu menimpa rumahnya.
"Anginnya kencang, seperti puting beliung. Saya sama anak dan suami lagi di dalam saat kejadian, langsung keluar," kata perempuan yang merupakan warga Kampung Negla, Kelurahan Singkup, itu.
Ia belum sempat memeriksa keberadaan barang-barang di dalam rumahnya. Ia baru sempat untuk menyelamatkan diri. Beruntung, tak ada yang mengalami luka akibat kejadian itu. Ketika Republika di lokasi, petugas masih berusaha memangkas batang pohon yang menimpa rumah Totoh. Sementara Totoh berdiam di rumah kakaknya.
Sementara, Totoh bersama keluarga berencana mengungsi sementara di rumah kerabatnya. Sebab, ia masih takut untuk kembali ke rumahnya."Harapannya ada bantuan perbaikan," kata Totoh sambil menggendong anaknya yang masih balita.