REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Maskapai penerbangan asal Amerika Serikat (AS) United Airlines mengkonfirmasi sekitar empat persen atau tiga ribu karyawannya positif Covid-19. Maskapai memastikan karyawan yang sudah divaksin tidak meninggal dan hanya dirawat di rumah sakit.
“Kami mengurangi jadwal jangka pendek untuk memastikan kami memiliki staf dan sumber daya untuk melayani pelanggan,” kata Chief Executive United Airlines Scott Kirby dikutip dari Reuters, Selasa (11/1/2022).
Akibat kondisi tersebut, maskapai juga pada akhirnya memangkas jumlah penerbangan yang beroperasi. Berdasarkan data FlightAware.com, United Airlines juga membatalkan 149 penerbangan pada kemarin (11/1). Maskapai penerbangan AS juga telah membatalkan lebih dari 30 ribu penerbangan sejak akhir Desember 2021 karena masalah cuaca dan staf yang positif Covid-19.
United Airlines merupakan maskapai AS pertama yang menerapkan vaksin bagi karyawannya untuk memfasilitasi operasi perjalanan dan penerbangan. Banyaknya karyawan yang positif Covid-19 terjadi di tengah kasus berlanjutnya perdebatan tentang mandat vaksin AS.
Kirby mengatakan, gelombang Omicron telah membebani operasionalnya. “Sebagai contoh, dalam satu hari sendirian di Newark, hampir sepertiga dari tenaga kerja kami dinyatakan sakit,” tutur Kirby.
Meskipun begitu, Kirby mengakui semenjak menerapkan kebijakan vaksin, tingkat rawat inap yang dialami karyawan menjadi 100 kali lebih rendah daripada populasi umum di AS. Sebelum persyaratan vaksinasi diberlakukan, Kirby menuturkan kondisi menjadi sangat buruk.
“Tragisnya, lebih dari satu karyawan United Airlines rata-rata setiap pekannya meninggal karena Covid-19,” ujar Kirby.
Kirby mengatakan saat ini United Airlines sudah melewati delapan pekan berturut-turut dengan nol kematian terkait Covid-19. Hal tersebut terjadi dikarenakan penerapan vaksinasi yang sudah diberlakukan terhadap sejumlah karyawannya.
Sementara itu, American Airlines mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa lebih dari 96 persen karyawannya telah menyerahkan bukti vaksinasi Covid-19 atau permintaan akomodasi. Selain itu, Delta Air Lines meminta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit untuk melonggarkan pedoman karantina untuk individu yang sudah divaksinasi lengkap. Delta Air Lines menilai kebijakan karantina yang cukup panjang berdampak signifikan terhadap tenaga kerja dan operasionalnya.