Rabu 12 Jan 2022 16:43 WIB

Untuk Kali Pertama, Kasus Covid-19 Jerman Lampaui Angka 80 Ribu

Varian Omicron diyakini berperan signifikan dalam lonjakan kasus Covid-19 di Jerman.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Sosok karet berbentuk virus covid-19  tergantung di pintu laboratorium PCR di Kantor Kesehatan Negara Bagian Lower Saxony (NLGA) di Hannover, Jerman, Rabu, 5 Januari 2022.
Foto: AP/Julian Stratenschulte/DPA
Sosok karet berbentuk virus covid-19 tergantung di pintu laboratorium PCR di Kantor Kesehatan Negara Bagian Lower Saxony (NLGA) di Hannover, Jerman, Rabu, 5 Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Jerman melaporkan lebih dari 80 ribu kasus baru Covid-19 pada Rabu (12/1/2022). Itu pertama kalinya Jerman mencatatkan infeksi hingga melampaui angka tersebut.

Menurut badan penyakit menular Jerman, yakni Robert Koch Institute, negara tersebut mencatatkan 80.430 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Jumlah itu naik lebih dari 21.500 kasus dibandingkan sepekan sebelumnya. Sementara angka kematian terbaru mencapai 384 jiwa.

Baca Juga

Varian Omicron diyakini berperan signifikan dalam lonjakan kasus Covid-19 di Jerman. Pakar penyakit menular Jerman, Leif Erik Sander, mengungkapkan, sulit mengatakan apakah pembatasan sosial terbaru yang diterapkan negara tersebut dapat mengekang penyebaran Omicron.

“Ini adalah varian baru yang menyebar sangat cepat dan sayangnya juga menginfeksi individu yang sebelumnya terinfeksi serta individu yang telah divaksinasi, setidaknya mereka yang baru menerima dua dosis,” kata Sander, dikutip laman Deutsche Welle.

Jerman telah mendatangkan lagi 5 juta dosis vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech. Hal itu untuk mendukung kampanye vaksinasi dosis booster. Vaksin dosis ketiga itu akan tersedia bagi publik pada 24 Januari mendatang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi, separuh populasi Eropa akan terinfeksi Covid-19 varian Omicron dalam dua bulan ke depan. Perkiraan itu muncul setelah melihat statistik peningkatan infeksi di Benua Biru.

WHO mengungkapkan, Eropa mencatatkan lebih dari 7 juta kasus baru Omicron pada pekan pertama Januari. Angka itu dua kali lipat jika dibandingkan dua pekan sebelumnya. “Pada tingkat ini, lebih dari 50 persen populasi di kawasan itu akan terinfeksi Omicron dalam enam hingga delapan pekan ke depan,” kata Direktur WHO untuk Eropa Hans Kluge dalam konferensi pers, Selasa.

Dia menyebut, skala penularan itu belum pernah terjadi sebelumnya. Dampaknya, arus pasien yang harus menjalani perawatan di rumah sakit meningkat. Hal itu menjadi tantangan bagi sistem perawatan kesehatan di seluruh Eropa.

Meski jumlah kasus Omicron meningkat tajam, angka kematian akibat Covid-19 di Eropa relatif stabil. Hal itu diyakini karena Omicron memunculkan gejala lebih ringan dibandingkan varian-varian sebelumnya. Angka kematian tertinggi di Eropa terjadi di negara-negara dengan angka infeksi tinggi dan cakupan vaksinasi rendah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement