Kamis 13 Jan 2022 12:01 WIB

PTM 100 Persen, Pemkot Tangerang Gencarkan Tes Usap Acak Bagi Siswa

Dinkes Kota Tangerang menggelar tes usap acak untuk siswa dengan target 3.207 sampel.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni.
Foto: Dok Pemkot Tangerang
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) berkapasitas 100 persen di sekolah se-Kota Tangerang, Provinsi Banten telah berlangsung selama 10 hari pada semester genap ajaran 2021/2022 sejak 3 Januari 2022. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang pun menggencarkan surveilans aktif atau tes PCR bagi siswa.

Langkah itu sebagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19, termasuk varian Omicron yang saat ini sedang  marak di Indonesia. Pada Rabu (12/1/2022), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang menggelar tes usap secara acak bagi siswa di delapan sekolah di Kota Tangerang.

Baca Juga

Dari delapan sekolah yang terlibat dalam kegiatan tersebut, diambil sebanyak 405 sampel untuk dites. Pelaksanaan tes usap acak dilakukan sejak Rabu (12/1/2022) hingga Jumat (21/2/2022) dengan target sebanyak 3.207 sampel.

Kepala Dinkes Kota Tangerang, Dini Anggraeni mengatakan, surveilans aktif dilakukan untuk mendukung kegiatan PTM. Hal itu juga untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, utamanya di lingkungan sekolah.

"Kami melakukan surveilans aktif untuk men-support kegiatan PTM dengan kapasitas 100 persen sehingga anak-anak harus kita jaga. Ini juga untuk mendeteksi secara dini apabila ditemukan hasil swab positif," tutur Dini dalam keterangannya di Kota Tangerang, Rabu (12/1/2022).

Seiring dengan kegiatan tes usap acak tersebut, Dinkes Kota Tangerang melakukan pendataan secara rutin mengenai pergerakan angka tingkat positif kasus Covid-19 untuk pertimbangan memutuskan kebijakan. Dini menyebut, jika angka positivity rate melebihi standar yang ditetapkan, akan dilakukan penutupan kelas hingga sekolah.

"Kalau positivity rate-nya di bawah lima persen yang ditutup hanya kelasnya saja. Tapi kalau positivity rate di atas lima persen sekolah akan ditutup. Nanti, tergantung dari tracing yang dilakukan jika ada kasus terkonfirmasi positif," terang Dini.

Dia pun engimbau masyarakat untuk terus mewaspadai terjadinya penambahan kasus Covid-19 yang terjadi beberapa hari belakangan ini yang didominasi faktor kontak erat keluarga dan lingkungan. Penambahan kasus Covid-19 yang notabene berkisar antara dua kasus hingga tiga orang per hari di Kota Tangerang, tercatat juga mengalami penambahan mencapai sembilan kasus baru.

Baca juga : Bukan Flu dan Batuk, Ini 4 Gejala Khas Omicron

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement