Kamis 13 Jan 2022 12:37 WIB

Harga Telur di Tangsel Mulai Turun, Minyak Goreng Masih Tinggi

Harga telur terpantau turun ke angka Rp 25 ribu per kilogram (kg)

Rep: Eva Rianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang pedagang menunjukkan telur ayam dagangannya di pasar. Harga bahan pokok di Pasar Modern BSD, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten mulai kembali turun pada pekan kedua Januari 2022.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Seorang pedagang menunjukkan telur ayam dagangannya di pasar. Harga bahan pokok di Pasar Modern BSD, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten mulai kembali turun pada pekan kedua Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Harga bahan pokok di Pasar Modern BSD, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten mulai kembali turun pada pekan kedua Januari 2022 usai momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022. Salah satunya yakni harga telur terpantau turun ke angka Rp 25 ribu per kilogram (kg) setelah sempat naik ke angka Rp 32 ribu. 

"Harga telur sekarang Rp 25 ribu per kilogram. Pas Tahun Baru itu memang tinggi sampai Rp32 ribu per kilogramnya," ujar Rudi (40) di Pasar Modern BSD, Tangsel, Kamis (13/1). 

 

Rudi menuturkan, turunnya harga telur ayam terjadi sejak dua hari yang lalu atau pada Selasa, 11 Januari 2022. Harga diperkirakan bisa menurun secara bertahap seiring dengan kondisi pasar. 

 

Nunung, pedagang telur lainnya mengatakan, harga telur mengalami penurunan seiring dengan permintaan dari masyarakat yang mulai menurun. Sementara produksi di peternakan masih tinggi. 

 

"Kondisinya beda dibandingkan saat Tahun Baru 2022 dimana permintaan meningkat, produksi rendah," kata dia. 

 

Meskipun harga telur menurun, namun harga minyak goreng kemasan terpantau masih tinggi. Yakni bisa mencapai Rp 42 ribu per dua liter atau Rp 21 ribu per liter. Padahal harga normalnya bisa sekitar Rp 25 ribu per dua liter dan Rp 15 ribu per liter.

 

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, menyampaikan usaha perunggasan khususnya ayam petelur tetap mengalami kerugian sepanjang 2021 meskipun harga sempat melonjak tinggi pada akhir tahun.

Baca Juga

Lutfi mengatakan setiap tahunnya, peternak telur biasanya melewati dua sesi kenaikan harga yaitu saat Idul Fitrik dan akhir tahun. Namun, pada 2021 kenaikan harga pada Idul Fitri tidak terjadi karena adanya PPKM. Justri terjadi deflasi pada momen tersebut.

Di saat harga tetap rendah, biaya pemeliharaan ayam dan produksi telur mengalami kenaikan tajam sehingga menekan usaha perunggasan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement