Kamis 13 Jan 2022 15:32 WIB

Jangan Sebut Nabi Muhammad SAW dengan Nama Langsung, Ini Alasannya 

Memanggil nama Muhammad langsung termasuk ketidaksopanan

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah Muhammad SAW. Ilustrasi. Memanggil nama Muhammad langsung termasuk ketidaksopanan
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Rasulullah Muhammad SAW. Ilustrasi. Memanggil nama Muhammad langsung termasuk ketidaksopanan

REPUBLIKA.CO.ID, — Nabi Muhammad  ﷺ adalah manusia pilihan yang dimuliakan Allah ﷻ. Karena inilah semua yang ada di langit dan di bumi memanggil-manggil namanya (bersholawat) kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagai penghormat. 

Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi menyampaikan, jika kita memangil Nabi Muhammad ﷺ jangan menggunakan namanya saja "Ya Muhammad" tetapi sebaiknya memanggil "Ya Rasulullah".  

Baca Juga

Hal itu seperti disampaikan Mulla Ali Qari' menulis bahwa sebagai gantinya "Ya Muhammad" mengucapkan "Ya Rasulullah" itu lebih utama. 

Allamah Qasthalani juga meriwayatkan dari Syekh Zainuddin Murghi bahwa yang paling utama adalah mengucapkan "Ya Rasulullah." 

Dalam Syarah Mawahib, Allamah Zarqani, menulis bahwa hal itu disebabkan adanya larangan memanggil Nabi ﷺ hanya dengan menyebut namanya. Akan tetapi apabila lafaz-lafaz itu yang tercantum di dalam riwayat, maka untuk menjaga keaslian lafaz tersebut tidaklah dilarang langsung menyebut nama Nabi ﷺ.  

"Menurut saya, daripada mengucapkan kata-kata yang tidak diketahui maknanya, lebih baik dengan penuh khusyuk dan merendahkan diri dan dengan penuh ketenangan, dalam setiap kehadiran di makam Nabi ﷺ membaca: 

الصَلاَةُ وَالسلامُ علَيْكَ يَاسَيِّدِيْ يَارَسْوْلَ اللهِ 

"Asshalatu wassalamu alaika Ya sayyidi Ya Rasulallah" sebanyak 70 kali.

Allamah Zarqani dalam Syarah Mawahib menulis bahwa keistimewaan membacanya 70 kali karena bilangan ini mempengaruhi di terimanya suatu doa.  

Dalam Alquran surat At Taubah ayat 80 mengenai orang-orang munafik, Allah SWT berfirman kepada Rasul-Nya:

اسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِنْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً فَلَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ

“Apabila kamu beristighfar untuk orang munafik sebanyak 70 kali, tetap saja Allah tidak akan mengampuni mereka.” 

Keutamaan mengucapkan nama "Ya Rasulullah" seperti disampaikan Mulla Ali Qari' itu adalah untuk memperbaiki pendapat Ibnu Abi Fudhaik berkata, “Aku mendengar sebagian orang yang aku jumpai mengatakan bahwa telah sampai kepada kami bahwa orang yang berdiri di sisi makam Nabi ﷺ kemudian dia membaca ayat:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

‘Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS Al Ahzab ayat 56)

Kemudian dia mengucapkan, ‘Semoga Sholawat dan salam atasmu wahai Muhammad’ sebanyak 70 kali, maka seorang malaikat akan menyeru,'Wahai fulan, Allah telah menurunkan rahmat ke atasmu, dan seluruh hajatnya dipenuhi.” (HR Baihaqi).  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement