REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- The Times melaporkan para pelancong Inggris yang divaksin akan dapat pergi berlibur paruh waktu bulan depan tanpa melakukan tes Covid-19 sekembalinya mereka.
Menteri Transportasi Grant Shapps mendukung untuk mengakhiri sistem pengujian tepat pada waktu liburan Februari bagi pelancong yang sudah divaksinasi dua kali, kata laporan itu. Pengumuman tentang perubahan pedoman itu akan dilakukan pada 26 Januari, kata laporan itu.
Situasi pandemi Covid-19 saat ini, seperti dicatat laman Worldometer,com, memperlihatkan bahwa pada 15 Januari terdapat 81.713 kasus baru dan 287 kematian. Jumlah keseluruhan kasus mencapai 15.147.120 dan jumlah keseluruhan kematian sebanyak 151,899. Dari total kasus itu, jumlah yang sembuh mencapai 11.299.374.
Sementara itu, layanan kesehatan Inggris mengatakan akan memperluas program vaksinasi booster atau vaksin penguat melawan Covid-19 untuk memasukkan anak berusia 16 dan 17 tahun mulai Senin. Hingga saat ini, suntikan booster terbatas pada anak berusia 16 dan 17 tahun yang paling berisiko terkena virus corona.
"Lebih dari empat dari lima orang dewasa di Inggris telah divaksin booster, membantu melindungi mereka dari penyakit parah," kata menteri kesehatan Inggris Sajid Javid dalam sebuah pernyataan.
"Kami sekarang memperluas program untuk anak berusia 16 dan 17 tahun sehingga mereka dapat menambah kekebalan mereka musim dingin ini untuk menjaga diri mereka sendiri dan teman-teman mereka agar aman dari Covid."
Baca: Korea Selatan Longgarkan Pembatasan Covid-19
Baca: Gunung Bawah Laut Tonga Meletus, Jepang Hingga Kanada Terbitkan Peringatan Tsunami
Sejak program vaksinasi diluncurkan ke kelompok usia itu pada Agustus, lebih dari 889.700 remaja atau tujuh dari 10 orang berusia 16 dan 17, telah mendapatkan dosis pertama dan lebih dari 600.000 telah mendapatkan dosis kedua.
Baca: Ukraina Jadi Sasaran Peretas, NATO Gandeng untuk Pertahanan Siber