REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Direktur Jenderal Kesehatan Israel Nachman Ash mengatakan pemerintah melanjutkan program vaksinasi Covid-19 dosis keempat walaupun temuan awal menemukan langkah itu tidak cukup untuk mencegah infeksi varian Omicron. Ia memprediksi penularan Omicron akan mereda dalam satu pekan.
Israel merupakan negara yang paling cepat menggelar program vaksinasi. Bulan lalu negara itu mulai menawarkan vaksin dosis keempat atau booster kedua bagi kelompok yang paling rentan dan tinggi resiko tertular. Tapi Israel memilih menunda untuk memberikannya pada masyarakat yang lebih luas.
Pada Senin (17/1/2022) kemarin Pusat Medis Sheba merilis hasil penelitian yang menemukan dosis keempat meningkatkan antibodi ketingkat yang lebih tinggi dibanding dosis ketiga. Tapi "mungkin" tidak cukup menahan penyebaran Omicron yang sangat menular.
Ash mengatakan "sampai taraf tertentu temuan tersebut tidak mengejutkan". Sebab pemerintah mencatat beberapa orang yang sudah menerima dosis keempat vaksin Covid-19 tetap terinfeksi varian Omicron.
"(Namun) perlindungan untuk morbiditas serius, terutama populasi lanjut usia dan populasi resiko tinggi, masih diberi(dosis) vaksin dan karena itu saya mengajak masyarakat untuk tetap mendapatkan vaksin," katanya di Army Radio, Selasa (18/1/2022).
Dalam pernyataannya Pusat Medis Sheba mengatakan walaupun vaksin dari Pfizer dan Moderna yang dipakai saat ini tidak memberikan perlindungan optimal terhadap Omicron. "Penting untuk melanjutkan vaksinasi pada populasi resiko tinggi," kata mereka.