Rabu 19 Jan 2022 18:08 WIB

Jerman Selidiki Ribuan Kasus Sertifikat Vaksin Palsu

Terdapat 12 ribu penyelidikan vaksin palsu yang dikumpulkan dari 16 negara bagian.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Sebuah jarum suntik dibuat dengan vaksin Moderna selama kampanye vaksinasi di Cruise Centre Steinwerder di Hamburg, Jerman, Sabtu, 8 Januari 2022. Polisi Jerman menyelidiki ribuan kasus yang diduga pemalsuan sertifikat vaksin.
Foto: AP/Daniel Bockwoldt/DPA
Sebuah jarum suntik dibuat dengan vaksin Moderna selama kampanye vaksinasi di Cruise Centre Steinwerder di Hamburg, Jerman, Sabtu, 8 Januari 2022. Polisi Jerman menyelidiki ribuan kasus yang diduga pemalsuan sertifikat vaksin.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Polisi Jerman menyelidiki ribuan kasus yang diduga pemalsuan sertifikat vaksin. Kantor berita DPA melaporkan angka yang dikumpulkan 16 negara bagian menunjukkan lebih dari 12 ribu penyelidikan di seluruh negeri.

Pada Rabu (19/1/2022) DPA melaporkan angka penyelidikan melonjak pada bulan Desember. Setelah pihak berwenang mengumumkan peraturan pembatasan baru yang menyulitkan kehidupan sosial warga yang tidak divaksinasi.

Baca Juga

Mereka yang menyalurkan atau menggunakan sertifikat vaksin palsu dapat dikenakan hukuman berat. Mulai dari denda dan penangguhan hukuman penjara sampai kehilangan pekerjaan.

Jaksa sudah membuka penyelidikan pembunuhan di satu kasus setelah seorang perempuan menggunakan sertifikat vaksin palsu agar dapat terus bekerja di panti wreda. Walaupun salah satu anggota keluarganya terinfeksi Covid-19.

Parlemen Jerman diharapkan akan memulai debat mengenai wajib vaksin universal dalam beberapa bulan ke depan. Walaupun pemerintah menyadari kebijakan tersebut tampaknya tidak akan berlaku dalam beberapa bulan ke depan.

Hampir 73 persen populasi Jerman sudah menerima vaksin lengkap Covid-19. Sementara 48 persen sudah menerima dosis tambahan.

Pada Rabu ini jumlah kasus infeksi Covid-19 di Jerman menyentuh rekor baru. Pusat pengendalian penyakit negara itu melaporkan 112.322 kasus infeksi dalam 24 jam terakhir dan 239 kasus kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement