REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Sekitar 1.000 orang Israel pindah untuk tinggal di Dubai pada tahun lalu, sejak Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel menormalkan hubungan pada 2020. Ribuan orang Israel pindah karena tertarik kepada negara tersebut.
"Sejak penandatanganan Perjanjian Abraham, orang Israel telah jatuh cinta pada Uni Emirat Arab, terutama Dubai. Dan beberapa dari mereka telah pindah hidup di sana dan bekerja di bidang pariwisata, perhotelan, real estat dan juga dalam hal-hal yang kurang legal," lapor Channel 12 Israel yang menambahkan beberapa bisnis ini dijalankan oleh orang Israel, dilansir dari The New Arab, Ahad (23/1/2022).
Dikatakan sekitar 1.000 orang yang pindah adalah bagian dari 4.000 komunitas Yahudi yang sudah tinggal di emirat. "Tidak ada keraguan bahwa Kesepakatan Abraham telah menjadikan Dubai sebagai pusat ziarah bagi orang Israel. Banyak yang tinggal di sana untuk waktu yang lama, dan beberapa telah pindah ke sana," tambah Channel 12.
UEA serta Bahrain menjalin hubungan penuh dengan Israel pada musim panas 2020. Kesepakatan normalisasi ini diikuti oleh negara Arab lain, seperti Sudan dan Maroko. Setelah perjanjian itu, Israel dan UEA dengan cepat bekerja sama di sejumlah bidang, mulai dari pariwisata hingga pertahanan.
Kesepakatan itu telah menerima kritik keras dari Palestina yang mengatakan langkah-langkah seperti itu memiliki peluang berbahaya dalam kemerdekaan negara Palestina dan meminta pertanggungjawaban Israel atas tindakan pendudukannya.