Selasa 25 Jan 2022 03:55 WIB

WHO: Pandemi Berada dalam Titik Kritis

WHO ingatkan bahaya jika berasumsi Omicron adalah varian terakhir Covid-19

Rep: Santi Sopia/ Red: Esthi Maharani
 Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berbicara saat pembukaan Akademi Organisasi Kesehatan Dunia di Lyon, Prancis tengah, Senin, 27 September 2021.
Foto: AP/Denis Balibouse/Reuters Pool
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berbicara saat pembukaan Akademi Organisasi Kesehatan Dunia di Lyon, Prancis tengah, Senin, 27 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA —  Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahayanya asumsi yang menyakini bahwa Omicron akan menjadi varian terakhir yang muncul. Sekarang, menurut dia, pandemi justru berada dalam titik kritis.

Alih-alih memperkirakan bahwa dunia berada pada "permainan akhir" dalam pertempuran melawan Covid-19, Tedros mengajak negara-negara untuk bekerja bersama dalam upaya mengakhiri fase akut pandemi sekarang. Hal itu karena sejumlah negara memiliki semua sarana untuk melakukannya.

Namun, Tedros mengatakan tahun ini dimungkinkan untuk keluar dari fase akut pandemi di mana Covid-19 merupakan darurat kesehatan global jika strategi dan alat seperti pengujian dan vaksin digunakan secara komprehensif.

Berbicara pada pembukaan pertemuan Dewan Eksekutif WHO, Tedros mengatakan sejak omicron pertama kali diidentifikasi sekitar sembilan pekan yang lalu, lebih dari 80 juta kasus telah dilaporkan ke badan PBB tersebut. Ada lebih banyak dari jumlah yang dilaporkan sepanjang tahun 2020.

"Kondisi ideal untuk lebih banyak varian muncul. Pandemi sekarang memasuki tahun ketiga dan kita berada pada titik kritis," kata Tedros pada konferensi pers bersama Svenja Schulze, menteri pembangunan Jerman, seperti dilansir dari Daily Sabah, Senin (24/1/2022),

Tedros mengatakan bahwa Jerman telah menjadi donor terbesar badan tersebut, namun tanpa memberikan rincian. Secara historis, Amerika Serikat telah memberikan kontribusi keuangan terbesar di antara negara-negara anggota untuk organisasi.

“Kita harus bekerja sama untuk mengakhiri fase akut pandemi ini. Kita tidak bisa membiarkannya terus berlarut-larut, bergerak di antara kepanikan dan kelalaian,” tambahnya.

Schulze mengatakan bahwa prioritas utama Jerman, yang mengambil alih kepresidenan G-7, adalah untuk mengakhiri pandemi di seluruh dunia dan menyerukan "kampanye vaksinasi global yang dipercepat secara besar-besaran".

Acara di Jenewa itu mengawali satu minggu pertemuan Dewan Eksekutif WHO di mana aspek-aspek kunci dari masa depan badan kesehatan PBB akan dibahas. Hal itu termasuk tawaran Tedros untuk masa jabatan kedua dan proposal gun membuat badan itu lebih mandiri secara finansial.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement