REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak yang belum bisa mendapatkan vaksin Covid-19 masuk dalam kelompok rentan untuk menjadi parah andaikan terkena penyakit wabah tersebut. Lantas, apa yang harus diwaspadai dan dilakukan orang tua jika anak menunjukkan tanda atau gejala Covid-19 dari infeksi varian omicron ataupun delta?
Dr Kanav Anand, Konsultan Spesialis Nefrologi Anak Divisi Nefrologi Anak dan Transplantasi Ginjal di Rumah Sakit Sir Ganga Ram di New Delhi, India, mengatakan bahwa jumlah pasien anak positif Covid-19 yang dirawat di bangsal mereka meningkat pesat pada gelombang ke-3 ini dibandingkan dengan gelombang kedua.
Hal itu, menurut dr Anand, mungkin disebabkan tingkat vaksinasi yang rendah di antara usia 15-18 tahun. Status anak-anak di bawah usia 15 tahun yang tidak divaksinasi juga menjadi turut berpengaruh.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sebuah rumah sakit swasta di Delhi, India mengungkap 60 persen kasus kematian akibat Covid-19 selama gelombang ketiga pandemi berasal kelompok masyarakat yang rentan. Kelompok tersebut ialah mereka yang belum menerima dosis lengkap vaksin Covid-19 atau belum divaksinasi sama sekali.
Penelitian yang dilakukan oleh Max Healthcare tersebut juga mengungkap bahwa kematian utamanya dilaporkan terjadi pada pengidap penyakit kronis, seperti ginjal, penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Sementara itu, sebagian anak juga termasuk kelompok yang tidak divaksinasi karena tidak adanya vaksin yang tersedia.
Hingga saat ini, di India, vaksin baru ada untuk kelompok usia 15-18 tahun. Anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun masih tidak divaksinasi.
Dr Anand menjelaskan tentang gejala apa saja yang harus diwaspadai jika anak positif Covid-19, khususnya terkait varian omicron. Ia mengatakan, anak-anak dengan Covid-19 yang datang ke Bagian Rawat Jalan (OPD) umumnya mengalami demam, batuk, pilek, diare, muntah, atau ruam.
"Kebanyakan dari mereka diopname selama tiga hingga tujuh hari dengan pemberian terapi suportif," kata dr Anand.
Waspadai lima tanda dan gejala ini dan perlakukan sebagai tanda bahaya:
- Demam sangat tinggi yang tidak mempan dengan pemberian parasetamol
- kejang
- kantuk
- dehidrasi
- muntah terus-menerus
- asupan oral yang buruk
Dr Anand mengatakan, sangat sedikit kasus rawat inap di unit pediatri rumah sakitnya yang memiliki anak-anak dengan hanya penyakit pernapasan sebagai penyebab rawat inap. Menurunya, mereka lebih sering mendapatkan anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena alasan yang berbeda, tetapi secara kebetulan ditemukan positif Covid-19 pada pemeriksaan rutin sebelum masuk.
Baca juga : Lacak Omicron Saat PTM, Siswa dan Guru Jalani Tes Usap Secara Acak