Rabu 26 Jan 2022 13:45 WIB

Ribuan Bencana Terjadi di Jabar, Dampaknya Bisa Diminimalisasi dengan Ilmu 

Mayoritas kebencanaan yang terjadi di Jabar merupakan bencana hidrometeorologi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Warga berjalan pada genangan banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Warga berjalan pada genangan banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kebencanaan tidak bisa dipisahkan dari Provinsi Jabar. Jumlah kebencanaan di Jabar berada di angka 1.000 sampai 2.000 bencana per tahun. 

"Ada 1.000 sampai 2.000 bencana per tahun datang silih berganti dan berkarakter sesuai kondisi geografisnya," ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat mengukuhkan pengurus Forum Koordinasi Tagana Jabar Masa Bakti 2021-2024 di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa petang (25/1). 

Menurut Emil, mayoritas kebencanaan di Jabar merupakan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. "Sebagai provinsi yang paling banyak sungainya dan berada di iklim tropis, maka mayoritas kebencanaan di Jabar berhubungan dengan air," katanya.

Wilayah Jabar tengah ke utara yang bentuk geografisnya datar, kata dia, bencana didominasi oleh banjir. Sementara wilayah tengah ke selatan kebanyakan longsor karena geografisnya curam.

"Mayoritas dua urusan hidrologis itu, sisanya angin puting beliung, kebakaran dan lainnya," kata Emil.

Oleh karena itu, kata dia, keilmuan terhadap mayoritas kebencanaan tersebut harus jadi standar kompetensi. Dengan ilmu yang terkadang tidak murah, banjir akibat luapan Sungai Citarum misalnya, bisa diminimalisasi.

"Tapi, kita tidak boleh takabur karena dengan global warming cuaca bisa kapan pun berubah," kata Emil.

Ilmu ini, kata dia, tentunya harus dimiliki oleh setiap anggota Tagana. Sebagai Pembina Utama Tagana Jabar, dia  meminta, kepengurusan Forum Koordinasi Tagana Jabar untuk langsung bekerja tidak perlu adaptasi lagi karena sudah memahami situasi.

"Saya titip langsung bekerja tidak banyak beradaptasi lagi karena saya yakin sudah paham. Semoga tahun 2022 berita buruk kebencanaan berkurang," katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement