REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) cukup bergejolak pada hari ini. Pada penutupan perdagangan sesi kedua, Kamis (27/1/2022), IHSG parkir di zona merah atau tepatnya di level 6.588,81 setelah sempat menyentuh posisi 6.627,40.
Sejumlah sentimen dari eksternal disebut menjadi pemberat pergerakan IHSG hari ini. Salah satunya kabar mengenai kepastian naiknya suku bunga oleh bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed). Hal tersebut memicu investor asing untuk keluar dari IHSG.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, investor asing membukukan aksi jual bersih sebesar Rp 111,18 miliar. Beberapa saham yang mengalami diskon harga akibat aksi jual tersebut, antara lain ARTO, BBCA, BUKA, PGAS, hingga KLBF.
Meski menghadapi tekanan pasar, terdapat saham-saham yang juga berpeluang bullish atau menguat dan prospektif untuk dikoleksi. Indo Premier Sekuritas merekomendasikan beli untuk beberapa saham mulai dari ITMG.
Menurut Indo Premier Sekuritas, saham ITMG cukup prospektif didukung oleh sentimen kenaikan harga batu bara. Newcastle Coal kontrak Februari 22 tercatat naik 4,73 persen akibat tingginya permintaan menjelang Imlek dan masih terganggunya suplai buntut dari larangan ekspor batu bara dari Indonesia.
Kemudian, rekomendasi beli kembali disematkan untuk BBNI. Saham BBNI dinilai prospektif didukung oleh kinerja keuangan perseroan yang cemerlang. Sepanjang 2021, laba bersih BBNI tercatat tumbuh 232 persen yoy menjadi Rp10,9 triliun.
Selanjutnya, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan beli saham MNCN. Saham ini dinilai prospektif didukung peningkatan pangsa pasar sebesar 14,7 persen dibandingkan pencapaian pada 2022, yaitu sebesar 37,5 persen.
Terakhir, rekomendasi beli disematkan pada saham MTEL. Menurut Indo Premier Sekuritas, saham MTEL prospektif didukung rencana belanja modal perseroan untuk tahun ini. MTEL menyiapkan amunisi belanja modal sebesar Rp9,9 triliun untuk pembangunan anorganik maupun akuisisi.