Kamis 27 Jan 2022 15:00 WIB

Pusdokkes Polri Kumpulkan Keluarga 17 Korban Hangus Pertikaian di Kota Sorong

17 jenazah korban pembakaran Karaoke Doubel0 hangus tidak dapat dikenali langsung.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Tim DVI Pusdokkes Polri Kombes Ahmad Fauzi (kedua kiri) bersama jajaran memberikan keterangan kepada keluarga korban terbakarnya klub malam Double O di Posko Antemortem RSUD Sele Be Sol, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, Kamis (27/1/2022).
Foto: ANTARA/OLHA MULALINDA
Ketua Tim DVI Pusdokkes Polri Kombes Ahmad Fauzi (kedua kiri) bersama jajaran memberikan keterangan kepada keluarga korban terbakarnya klub malam Double O di Posko Antemortem RSUD Sele Be Sol, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, Kamis (27/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Tim Disaster Victim Identification(DVI) Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri mengumpulkan keluarga 17 jiwa korban pembakaran Karaoke Doubel0 di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat pada Kamis (27/1/2022), untuk membantu proses identifikasi jenazah. Pertemuan di Luxio Hotel, Kota Sorong pada pukul 13.25 WIT, dipimpin oleh Kabid DVI Pusdokkes Polri Kombes drg Ahmad Fauzi.

Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Adam Erwindi yang ikut hadir menjelaskan, pertemuan tersebut untuk membangun komunikasi dengan keluarga 17 jenazah korban pembakaran Karaoke Doubel0. Langkah itu mempersiapkan apa yang nantinya dibutuhkan tim DVI Polri saat melakukan identifikasi jenazah.

Baca Juga

Kombes Ahmad menyampaikan belasungkawa kepada keluarga 17 korban pembakaran Karaoke Doubel0 di Kota Sorong. Dia pun meminta dukungan keluarga dalam proses identifikasi jenazah dengan memberikan data pendukung. Hal itu karena 17 jenazah korban pembakaran Karaoke Doubel0 hangus tidak dapat dikenali secara langsung.

Ahmad menyampaikan, guna mempercepat proses identifikasi jenazah, petugas membutuhkan sampel DNA keluarga terdekat para korban, terutama ayah dan ibu korban. Selain itu, kata dia, keluarga dekat lainnya, seperti adik dan kakak kandung korban bisa menjalani tes DNA. Sehingga proses identifikasi jenazah dapat berjalan dengan cepat karena kecocokan DNA.

Apabila keluarga terdekat korban tidak berada di Kota Sorong, menurut Ahmad, tim DVI akan berkoordinasi dengan kepolisian tempat keberadaan keluarga korban tersebut untuk pengambilan sampel DNA. "Kami juga butuh informasi lain, seperti ciri-ciri fisik korban sebelum meninggal terbakar untuk mendukung proses identifikasi jenazah," ujar Ahmad di Kota Sorong, Selasa.

Dia menambahkan, proses identifikasi jenazah memerlukan waktu cukup panjang. Sehingga, ia berharap, keluarga korban juga diberikan kesabaran. "Kami akan berupaya bekerja maksimal untuk secepatnya mengidentifikasi 17 jenazah korban jiwa akibat pertikaian di Sorong tersebut," kata Ahad menambahkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement