REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, varian omicron yang telah terdeteksi di Indonesia sejauh ini menyumbangkan 4,25 persen dari total keseluruhan kasus positif di Tanah Air. Sejak kemunculannya pertama kali pada 16 Desember 2021 hingga saat ini, telah terdeteksi sebanyak 1.766 kasus omicron di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan kurun waktu yang sama, jumlah total penambahan kasus positif Covid-19 sebesar 41.549 kasus. “Artinya, varian omicron yang terdeteksi sejauh ini menyumbangkan 4,25 persen dari total keseluruhan kasus positif di Indonesia,” ujar Wiku saat konferensi pers melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (27/1/2022).
Namun, ia mengatakan, jumlah kasus yang terdeteksi ini kemungkinan tidak merepresentasikan jumlah kasus yang sesungguhnya. Sebab, kasus omicron yang ditemukan ini adalah yang terdeteksi melalui pemeriksaan whole genome sequence pada sampel dari kasus positif yang ada.
Wiku menyebut, pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan cakupan whole genome sequence sehingga dapat lebih mendeteksi kasus omicron secara luas di masyarakat. Menurut Satgas, kasus omicron yang masuk ke Indonesia saat ini didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yakni sebanyak 1.019 kasus atau 63 persen.
Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya jumlah kedatangan internasional dari berbagai pintu negara akhir-akhir ini di tengah merebaknya omicron di beberapa negara. Sedangkan penularan akibat transmisi lokal tercatat sebesar 369 kasus atau 23 persen dari total kasus omicron yang terdeteksi.
“Namun, perlu kita waspadai bahwa kasus omicron juga mulai terdeteksi pada transmisi lokal, meskipun angkanya persentasenya masih rendah, yaitu 23 persen dari total kasus omicron yang terdeteksi,” kata Wiku.