REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tengah mewaspadai peningkatan penyebaran varian Omicron dari Covid-19. Data Kementerian Kesehatan pada 26 Januari 2022 mencatat kasus Omicron di Indonesia sebanyak 1.998 kasus.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, naiknya kasus berarti akan ada tagihan perawatan pasien Covid-19 yang kembali masuk ke Kementerian Keuangan. "Karena kemarin jumlah meningkat dan kita liat BOR sudah mulai naik, tempat isolasi mulai naik lagi. Jadi pasti akan muncul tagihan lagi," ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR secara virtual, Kamis (27/1/2022).
Menurutnya varian ini dikenal memiliki tingkat penyebaran yang lebih cepat dari varian delta. Pemerintah tak ingin varian Omicron mengganggu pemulihan ekonomi pada awal tahun.
"Varian omicron ini jadi perhatian kita agar tidak berpengaruh terlalu banyak ke kinerja pemulihan ekonomi terutama Q1-2022," ucapnya.
Jika dilihat berdasarkan negara, kasus rata-rata tujuh hari di Amerika Serikat (AS) mencapai 616,6 ribu dengan kematian 2.159, Perancis 366,2 ribu, India 312 ribu, Italia 162,4 ribu, Brasil 159,8 ribu, Spanyol 125,3 ribu, Jerman 116,6 ribu dan Argentina 103,3 ribu.
"Indonesia masih rendah namun kita memiliki kewaspadaan yang tinggi dengan tren kenaikan terutama Omicron dari penularan yang sekarang sifatnya lokal," ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani menyebut upaya beradaptasi dari pandemi menuju endemi ini masih menghantui karena adanya peningkatan kasus yang terjadi tak hanya di Tanah Air. Setidaknya diperlukan ada kalibrasi dan menggunakan instrumen kebijakan yang fleksibel.
"Jalan menuju endemi ini belum tentu smooth, kita lihat varian dan jenis virusnya dan kemungkinan ditemukan vaksin dan pengobatan yang lebih baik," ucap Sri Mulyani.
Maka itu, Sri Mulyani menyebut Presiden Joko Widodo telah meminta seluruh jajaran segera meningkatkan vaksinasi termasuk booster sebagai langkah mencegah potensi terjadi gelombang Omicron. Pemerintah menetapkan sasaran vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity kepada sekitar 208,26 juta orang.
Baca juga : Gejala Omicron yang Mungkin tidak Disadari Anggota Keluarga di Rumah
Sri Mulyani pun memastikan percepatan vaksinasi akan dilakukan sembari pemerintah mengkalibrasi masa pandemi menuju endemi yang ternyata jalurnya tidak mudah mengingat muncul Omicron.
"Transisinya akan terus kita kalibrasi. Kita akan terus menggunakan semua instrumen kebijakan secara fleksibel karena path atau perjalanan ke endemi ini tidak smooth," kata dia.
Menurutnya setiap negara kini juga terus bersinergi untuk melakukan penelitian dalam rangka mengetahui perkembangan berbagai potensi varian lain serta menemukan vaksin dan pengobatan yang lebih baik.
"Setiap negara terus mencoba jadi kita akan melihat termasuk perkembangan dari varian atau jenis virusnya serta kemungkinan ditemukannya vaksin dan pengobatan lebih baik," ucap dia.