REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut menyesalkan ulah demonstran yang menaiki Patung Maung Lodaya. Patung Harimau Hitam itu diketahui merupakan lambang dari Polda Jawa Barat.
"Sangat menyesalkan, tindakan anarkis, perusakan dan pelecehan oleh kelompok ormas yang melakukan demonstrasi di depan Markas Polda Jawa Barat," ujar Emil, sapaan akrabnya, lewat akun Instagram, Jumat (28/1/2022).
Emil mengaku sangat mendukung tindakan tegas dan penangkapan dari kepolisian @humaspolda.jabar untuk mereka yang mengganggu ketertiban dan melanggar hukum.
"Kita hidup di negeri hukum dan negeri yang welas asih. Sampaikan aspirasi dengan baik-baik dan tidak merusak fasilitas publik apalagi sampai melecehkan simbol institusi. Mari selalu menjaga kondusifitas Jawa,' terangnya.
Sebelumnnya, polisi bertindak cepat setelah sebuah foto seorang massa ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) menunggangi patung Maung Lodaya saat demo yang berakhir ricuh di Mapolda Jabar, Kamis (27/1/2022). Foto tersebut kemudian viral di media sosial. Tak lama setelah kejadian itu, polisi menangkap sang penunggang Maung Lodaya berbisial C (41 tahun) warga Kabupaten Bandung.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar, Kombes Arif Rachman dalam keterangannya mengatakan, pelaku penunggang Maung Lodaya ditangkap di Kecamatan Cimanyan, Kabupaten Bandung. Maung Lodaya merupakan simbol Polda Jabar. Patung Maung Lodaya warna hitam berukuran besar itu letaknya berada di halaman Mapolda dan menghadap ke Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung.
"Pelaku yang naik ke atas patung Maung Lodaya sudah kita tangkap," kata dia dalam keterangannya di Mapolda Jabar, Kamis (27/1/2022) malam.
Dalam foto yang viral itu pelaku yang mengenakan seragam loreng GMBI warna kuning berpadu hitam itu berada di atas patung layaknya menunggang kuda. Kedua tangan pelaku terangkat ke atas.