REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Panglima Kodam (Pangdam) XVIII/Kasuari, Mayjen I Nyoman Cantiasa memaparkan pencapaian para prajuritnya mendapatkan senjara api (senpi) ilegal selama periode Agustus 2020-Januari 2022. Di antaranya, menyita 15 pucuk senjata yang terdiri enam pucuk Mauser, satu pucuk AR-15, satu pucuk SA VZ 61 Scorpion, satu pucuk laras panjang rakitan, empat pucuk pistol revolver, satu pucuk pistil Baikal Makarov, dan 403 butir munisi berbagai kaliber.
Cantiasa pun mengapresiasi kinerja jajaran Kodam XVIII/Kasuari yang baru berdiri lima tahun. "Para prajurit Kodam XVIII/Kasuari adalah orang-orang hebat, prajurit yang hebat adalah prajurit yang lahir dari situasi terjelek, terburuk, namun mampu mengelola potensi yang ada di wilayah dengan membuat karya-karya terbaiknya sehingga mencapai prestasi," tuturnya di Aula Kodam XVIII/Kasuari, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Sabtu (29/1/2022).
Cantiasa yang mendapat promosi Panglima Komando Wilayah Gabungan Pertahanan (Pangkogabwilhan) III itu menyampaikan tentang penangkapan yang dilakukan personel Kodam Kasuari bersama kepolisian terhadap tujuh orang yang masuk daftar pencarian orang (DPO) pascainsiden penyerangan Pos Ramil Kisor, Kabupaten Maybrat. Menurut dia, semua pelaku berhasil ditangkap dan saat ini sedang menjalani persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Makassar.
"Ada beberapa DPO yang sudah kita tangkap, untuk itu saya mengimbau kepada yang lain yang masih berkeliaran, mari saudara-saudaraku semuanya untuk segera kita bisa tenang membangun di tanah Papua ini. Kalau memang ini sudah kejadian dan memang merasa bersalah segera menghadap ke aparat keamanan untuk menyerahkan diri dan bertanggung jawab," ucap Cantiasa.
Selain itu, sambung dia, Kodam XVIII/Kasuari bersama Polda Papua Barat juga telah meringkus tokoh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN PB) Pieter Manggaprow pada 3 Desember 2021 yang akan memasok munisi, handy talki, dan perlengkapan lainnya ke kelompok separatis teroris (KST) di Maybrat. Cantiasa berpesan kepada mereka yang masih memperjuangkan Papua merdeka untuk menghentikan aksinya.
"Kita juga melakukan dialog, di antaranya adalah para-para adat, yang perlu kita ambil salah satu dari audien yang hadir pada saat itu yaitu mantan tokoh aktivis OPM. Beliau dulunya adalah seorang yang memperjuangkan Papua merdeka sampai di tingkat sidang umum PBB namun dari hasil sidang PBB di sana bahwa menyampaikan Papua adalah bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia," kata Cantiasa.
Menurut dia, warga Papua yang berseberangan dengan pemerintah Republik Indonesia sebaiknya tidak meneruskan perjuangannya. "Jangan buang-buang energi, mari kita segera membangun karena begitu banyak peluang kesempatan kita sebagai warga Papua, saya menghimbau karena kita ini bersaudara," ujar mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) itu.
Terakhir pascapenyerangan oleh KST di Pos Gome, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua pada Jumat (29/1/2022), Cantiasa merasa menyesalkan sekali insiden itu. Pasalnya, korbannya adalah prajurit TNI AD, yang merupakan putra Saereri, Raja Ampat. Dia berpesan agar kelompok yang masih berseberangan tak termakan isu mimpi-mimpi Papua merdeka dan menghentikan perjuangan Papua merdeka.
Hal itu lantaran Papua secara de facto dan de jure merupakan bagian Negara keastuan Republik Indonesia (NKRI). "Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat, mari kita bersatu membangun Papua Barat untuk masyarakat, anak cucu kita, karena kita tidak bisa membangun sendiri membangun tanah Papua ini, kita butuh kerja sama karena merawat Papua ini sama dengan merawat Indonesia," ujar Cantiasa.