Senin 31 Jan 2022 14:52 WIB

Penyakit Dunia Islam yang Paling Berbahaya

Penyakit dunia Islam yang paling berbahaya asalah putus asa.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
 Penyakit Dunia Islam yang Paling Berbahaya. Foto:  Badiuzaman said Nursi
Foto: hizmetnews
Penyakit Dunia Islam yang Paling Berbahaya. Foto: Badiuzaman said Nursi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badiuzzaman Said Nursi merupakan seorang ulama dan pemikir besar asal Turki. Berdasarkan pemikiran yang dihasilkan dari pengalamannya, dia mengungkapkan bahwa penyakit bangsa yang paling berbahaya adalah rasa putus asa. 

"Rasa putus asa merupakan penyakit yang paling berbahaya. Ia telah mengalir dan menyebar di jantung dunia Islam," ujar Nursi dikutip dari bukunya yang berjudul “Khutbah Syamiyah: Manifesto Kebangkitan Umat Islam" terbitan Risalah Nur Press.

Baca Juga

Menurut Nursi, rasa putus asa itu membuat dunia Islam tergelepar tak berdaya seperti orang mati, sehingga negara Barat yang hanya memiliki dua juta penduduk berhasil menguasai negara muslim di Timur yang berpenduduk 20 juta jiwa, dan negara Barat tersebut menjajah negara Timur dan dijadikannya sebagai pelayan mereka.

"Itulah rasa putus asa yang telah mematikan budi pekerti kita yang luhur, telah mengalihkan pandangan kita dari kepentingan orang banyak dan membelenggu dalam kepentingan pribadi," ucap Nursi.

Menurut dia, itulah rasa putus asa yang telah menghancurkan kekuatan spiritual umat Islam. Dengan kekuatan yang sedikit, kekuatan spiritual yang bersumber dari iman telah menguasai bagian Timur dan Barat bumi. Namun,  ketika kekuatan spiritual yang luar biasa itu dihancurkan oleh rasa putus asa, bangsa asing yang zalim telah berhasil  menguasai dan membelenggu 300 juta umat Islam sejak empat abad yang lalu.

Karena rasa putus asa ini, lanjut Nursi, sampai-sampai seseorang mencari-cari alasan untuk membenarkan kemalasannya demi melihat sikap apatis dan ketidakpedulian orang lain. Lalu orang itu mengatakan, “Apa salahku, semua orang juga bermalas-malas sepertiku.” Orang itu pun enggan ikut serta berkhidmat pada Islam dan meninggalkan kemuliaan iman. 

Nursi menjelaskan, selama penyakit ini  menjalar begitu rupa dalam diri kita dan membunuh kita dengan sepengetahuan kita, maka kita harus bertekad untuk melakukan pembalasan. Kita akan penggal kepala rasa putus asa tadi dengan pedang:

 لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗ

"Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah." (QS.Az-Zumar [39]: 53)

Kita akan membinasakannya dengan hakikat Nabi SAW, yang berbunyi:

 ﻟﺎ ﻳُﺪﺭَﻙ ﻛﻠُّﻪ، ﻟﺎ ﻳُﺘﺮﻙ ﻛﻠُّﻪ"

“Sesuatu yang tidak bisa dijangkau semuanya, tidak ditinggalkan keseluruhannya.” 

Nursi mengatakan, rasa putus asa adalah penyakit bangsa yang paling berbahaya, dapat dikatakan sebagai “kanker bangsa”. Penyakit ini menjadi faktor  penghalang kesempurnaan dan bertentangan dengan spirit hadis qudsi yang berbunyi, 

“Aku (perlakukan  hambaku) sesuai dengan  prasangka-nya  terhadap-Ku." 

Ia adalah sifat dan dalih para pengecut, orang-orang bodoh, orang-orang lemah dan hina, bukan ciri khas kemuliaan Islam, khususnya bangsa Arab yang memiliki karakteristik sifat-sifat terpuji yang dibanggakan umat manusia.

Nursi menambahkan, dunia Islam telah banyak belajar dari keteguhan dan ketegaran bangsa Arab, dan insya Allah bangsa Arab akan mencampakkan dari rasa putus asanya agar mereka dapat bergandengan tangan bangsa Turki, balatentara Islam yang gagah perkasa sehingga mereka secara bersama-sama mengibarkan panji-panji Alquran di seluruh pelosok dunai.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement