Selasa 01 Feb 2022 09:36 WIB

Prabowo Cerita Sebelum Berangkat Tugas ke Timor Timur, Soeharto Pesan Tiga Hal

Pesan Soeharto ke Prabowo, ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo.

Menteri Pertahanan (Menhan) Letjen (Purn) Prabowo Subianto menjata senjata terbaru buatan PT Pindad.
Foto: Dok Kemenhan
Menteri Pertahanan (Menhan) Letjen (Purn) Prabowo Subianto menjata senjata terbaru buatan PT Pindad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo menceritakan pengalaman semasa dinas di militer. Pengalaman tidak terlupakan itu ketika ia menjabat Komandan Batalyon Infanteri (Yonif) Linud 328/Digahayu, dan berpangkat Mayor. Sekarang nama balatyon sudah berubah menjadi Yonif Para Raider 328/Dirgahayu.

Sebelum berangkat penugasan ke Timor Timur, yang sekarang sudah merdeka menjadi Timor Leste, Prabowo mendadak dihubungi staf Presiden ke-2 RI Jenderal (Purn) Soeharto. Kala itu, Prabowo sudah menjadi menantu Soeharto, lantaran menikahi Siti Hediati Hariyadi pada 1983.

Baca Juga

"Ini gw cerita tentang Pak Harto by the way. Jadi saya waktu itu Danyon 328 masih langsing. Ini a real story, saya ini mau berangkat tugas ke Timtim besok. Nah, terus dapat telepon dari Cendana," kata Prabowo yang bercerita di podium di depan kader Partai Gerindra dikutip Republika di Jakarta, Selasa (1/2/2022).

Dikutip dari akun Instagram indonesiaadilmakmur, mendapat panggilan RI 1, Prabowo semangat datang untuk menghadap. Dia menceritakan jika suara di ujung telepon memintanya untuk bertemu dengan Soeharto di rumah pribadinya Jalan Cendana, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. "Mas Prabowo dipanggil Bapak, Pak Harto nanti malam jam 7 di Cendana. Siap," kata mantan Panglima Kostrad itu menceritakan percakapan tersebut.

Usai mendapat perintah itu, Prabowo seketika mengumpulkan seluruh perwira Yonif Linud 328/Digahayu. Sambil bercanda, menurut dia, seluruh jajaran perwira saat itu semangat lantaran bakal mendapat uang saku penugasan dari Presiden Soeharto. "Saya dipanggil Presiden. Wah semua semringah. Kalau dipanggil Panglima tertinggi biasanya dikasih sangu kan? Kita Mayor masih Mayor," ucap mantan Komandan Jenderal Kopassus tersebut.

Prabowo mengaku, langsung berangkat dengan semangat untuk bertemu Soeharto. Dia berangkat dari Markas Yonif Linud 328/Digahayu di Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat menuju Cendana, Jakarta Pusat. Dia pun tiba di rumah Soeharto sekitar pukul 18.55 WIB.

"Sampai itu datang tepat. Pak Harto nggak pernah terlambat. Jangan sampai terlambat. Gw tepat 7 kurang 5. Jam 7 naik ke atas ruang tv," kata Prabowo.

Di ruangan itu, kata dia, Soeharto datang dan langsung menyapanya. "Bowo mau berangkat tugas besok," ucap Soeharto yang merupakan Panglima Kostrad pertama. "Siap Pak," jawab Prabowo.

Soeharto pun menitipkan pesan kepada Prabowo tentang tiga hal yang harus dijalaninya selama masa penugasan. "Ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo," kata Soeharto. Prabowo pun dengan sikap tegak menjawab, "Siap".

"Selamat bertugas," kata Soeharto sambil membuat gerakan menjenggung jidat Prabowo sebagai tanda sayang. "Beliau punya kebiasaan menjenggung," ucap Prabowo yang menjabat Danyonif Linud 328/Dirgahayu pada 1987-1991.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Prabowo untuk Indonesia (@indonesiaadilmakmur)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement