Kamis 03 Feb 2022 12:32 WIB

Revolusi Pertanian pada Masa Keemasan Islam

Berbagai jenis tanaman baru plus teknik pembudidayaannya diperkenalkan.

Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi seorang petani Nepal memanen gandum di Kathmandu, Nepal. Revolusi Pertanian di Masa Keemasan Islam
Foto:

Kedua, jenis tanaman yang disebarluaskan ke berbagai penjuru dunia Islam sangat banyak. Awalnya bangsa Arab menemukan tanaman-tanaman ini di India, di mana iklim tropis dan kelembaban memudahkan tumbuhnya beraneka ragam tanaman. Dari sana tanaman-tanaman itu dibawa ke wilayah-wilayah yang bangsa Arab baru kuasai namun dengan iklim yang berbeda, baik karena lebih dingin atau lebih kering.

Daftar tanamannya tergolong panjang, dengan beberapa di antaranya ialah padi, sorgum, gandum keras, tebu, katun, semangka, terong, bayam, artichoke, colocasia, jeruk asam, jeruk lemon, jeruk nipis, pisang, pisang plantain, dan kelapa serta mangga (dua buah terakhir ini hanya bisa dibudidayakan di wilayah tropis, misalnya di Arab selatan). Sejumlah wilayah di dunia Islam sebelumnya tidak mengenal tanaman-tanaman baru itu. Watson menggarisbawahi bahwa daftar itu masih belum lengkap, mengingat masih ada lagi tanaman-tanaman yang penyebarannya tidak terdeteksi di dalam sumber sejarah yang ada.

Ketiga, revolusi ini bukan hanya soal budi daya tanaman atau penggunaan pupuk saja. Revolusi ini membawa dampak yang jauh lebih besar daripada hanya memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

Bidang-bidang yang dipengaruhinya amat luas, mulai dari ketersediaan hasil pertanian, gaya hidup, pola makan, resep makanan, kuliner, nutrisi, pakaian, jenis pekerjaan baru, perdagangan, dan pertumbuhan industri yang berkaitan dengan makanan. Bahkan, kelahiran kota-kota yang muncul dengan cepat di dunia Islam salah satunya ditopang oleh revolusi pertanian ini.

Sumber: Majalah SM Edisi 18 Tahun 2020

Link artikel asli

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement