Kamis 03 Feb 2022 13:35 WIB

Selalu Overthinking? Ini 5 Cara Mengatasinya

'Overthinking' selalu dilakukan dengan cara merugikan dan berujung stres.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
'Overthinking' selalu dilakukan dengan cara merugikan dan berujung stres.
Foto: Pixabay
'Overthinking' selalu dilakukan dengan cara merugikan dan berujung stres.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Overthinking telah menjadi sebuah istilah yang sering diperbincangkan dan telah dialami banyak orang. Mereka yang overthinking biasanya menggunakan terlalu banyak waktu untuk memikirkan suatu hal dengan cara yang merugikan dan berujung pada kecemasan hingga stres.

Jika Anda tengah bergelut dengan masalah ini, cobalah lima strategi berikut untuk memutus siklus berpikir berlebihan dan membuat keputusan dengan percaya diri dalam waktu yang lebih singkat.

Baca Juga

1. Jangan perfeksionisme

Seperti dilansir dari Forbes, perfeksionisme adalah penghalang untuk pengambilan keputusan yang cepat dan efektif. Perfeksionisme biasanya menjebak melalui kesalahpahaman bahwa Anda harus mengetahui segalanya, mengantisipasi setiap peristiwa, dan membuat rencana yang lengkap sebelum mengambil tindakan.

Anda dapat melawan kecenderungan perfeksionis dengan mengajukan pertanyaan seperti ini kepada diri sendiri: Pilihan mana yang akan memiliki efek positif terbesar pada prioritas utama saya? Tindakan apa yang bisa saya lakukan untuk mewujudkan tujuan saya? Apa hal terbaik yang harus dilakukan selanjutnya?

Berfokus pada langkah berikutnya jauh lebih realistis dan bermanfaat daripada mencoba mengantisipasi apa yang harus dilakukan berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelumnya.

 

2. Letakkan masalah dalam perspektif

Beberapa keputusan memerlukan pertimbangan yang panjang dan hati-hati, tetapi banyak yang tidak. Sebelum membuat pilihan, buatlah daftar tertulis tentang prioritas, siapa dan apa saja yang akan terpengaruh oleh keputusan yang dibuat.

Tes 10/10/10 adalah rumus yang bisa dijadikan acuan. Jika Anda khawatir tentang konsekuensi dari keputusan yang diambil, tanyakan pada diri sendiri kiranya dampak dari keputusan itu 10 minggu kemudian, 10 bulan kemudian atau 10 tahun kemudian. Ada kemungkinan besar bahwa keputusan yang ada tidak akan terlalu penting atau bahkan mudah diingat dalam skema yang lebih besar.

Dengan mengambil perspektif yang lebih panjang, Anda dapat mengesampingkan perfeksionisme dan mengambil tindakan menuju tujuan Anda.

 

3. Biarkan intuisi memimpin

Intuisi adalah bentuk pengenalan pola. Ketika dihadapkan dengan suatu situasi, otak Anda dengan cepat membandingkannya dengan semua pengetahuan dan pengalaman masa lalu, kemudian membiarkan perasaan memberikan penilaian awal. Proses ini otomatis, dan jauh lebih cepat daripada pikiran sadar, jadi ketika waktu sangat penting dan data terbatas, intuisi bisa menjadi cara terbaik untuk membuat pilihan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa kombinasi intuisi dan pemikiran logis menghasilkan keputusan yang lebih cepat, baik, dan lebih akurat. Satu studi menunjukkan bahwa pembeli mobil yang mengandalkan intuisi dan pemikiran logis bisa merasakan senang lebih lama.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement