Senin 07 Feb 2022 07:34 WIB

164 RS Rujukan Covid-19 Jatim Kembali Disiagakan

Isoman dapat dilakukan jika kondisi rumah memadai agar menghindari transmisi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi tempat isolasi terpusat (isoter) di rumah sakit lapangan Ijen Boulevard yang berada di lingkungan Politeknik Kesehatan Malang, Sabtu (5/2/2022).
Foto: Tangkapan Layar/Antara
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi tempat isolasi terpusat (isoter) di rumah sakit lapangan Ijen Boulevard yang berada di lingkungan Politeknik Kesehatan Malang, Sabtu (5/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, fasilitas isolasi terpusat hanya diperuntukkan bagi pasien Covid-19 yang bergejala ringan dan tanpa gejala. Sementara pasien dengan gejala sedang dan berat akan diarahkan untuk menjalani perawatan di rumah sakit rujukan Covid-19.

Khofifah mengatakan, ada 164 rumah sakit rujukan Covid-19 yang membuka kembali layanannya. Rumah sakit tersebut diakuinya telah menyiagakan kembali para tenaga kesehatan dan relawan menyusul kembali melonjaknya kasus Covid-19.

Baca Juga

"Saat ini 164 rumah sakit di Jatim kembali membuka layanan pasien Covid-19. Isoter juga kembali di-reaktivasi. Kita semua harus waspada tapi jangan panik," kata Khofifah, Senin (7/2/2022).

Khofifah melanjutkan, untuk tempat isolasi terpusat, Pemprov Jatim telah berkoordinasi dengan pemkab/pemkot agar diaktifkan kembali. Seperti RS Lapangan BPWS Sisi Bangkalan yang telah menyiapkan 330 tempat tidur yang diperuntukan untuk melayani pasien Covid-19 tanpa gejala maupun gejala ringan di wilayah Madura. Begitu pun MPP Kabupaten Sidoarjo yang menyiapkan 85 tempat tidur.

"Jadi kita harus melakukan langkah-langkah sinergitas, antisipatif, kolaboratif dengan seluruh stakeholder termasuk di dalamnya Forkopimda provinsi dan kabupaten/kota," ujarnya.

Khofifah mengatakan, isolasi mandiri dapat dilakukan jika kondisi rumah memadai untuk dijadikan tempat Isoman. Seperti memiliki kamar tidur dan kamar mandi yang terpisah. Sehingga kemungkinan terjadinya transmisi dapat dihindari.

"Tetapi kalau misalnya jika isolasi di rumah dikhawatirkan justru berpotensi terhadap kemungkinan transmisi, maka silakan ke Isoter," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement