Senin 07 Feb 2022 16:55 WIB

Tiga Desa di Kabupaten Garut Jadi Zona Merah Covid-19

Masing-masing desa mencatat lebih dari lima kasus Covid-19 di Garut

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Petugas kesehatan melakukan tes usap Antigen kepada pengendara saat operasi PPKM Mikro di Gerbang Keluar Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (18/6/2021). Petugas gabungan memberikan layanan tes Antigen kepada pengendara dengan nomor polisi dari luar Kota Bandung yang akan menuju arah Sumedang, Garut, dan Tasik guna mencegah penyebaran COVID-19 di Jawa Barat yang sedang dinyatakan siaga satu COVID-19.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Petugas kesehatan melakukan tes usap Antigen kepada pengendara saat operasi PPKM Mikro di Gerbang Keluar Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (18/6/2021). Petugas gabungan memberikan layanan tes Antigen kepada pengendara dengan nomor polisi dari luar Kota Bandung yang akan menuju arah Sumedang, Garut, dan Tasik guna mencegah penyebaran COVID-19 di Jawa Barat yang sedang dinyatakan siaga satu COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebanyak tiga desa di Kabupaten Garut ditetapkan sebagai wilayah zona merah penyebaran Covid-19. Tiga desa itu adalah Desa Tanjung Kemuning di Kecamatan Tarogong Kaler, Kelurahan Sukagalih di Kecamatan Tarogong Kidul, dan Desa Bayongbong di Kecamatan Bayongbong. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman, mengatakan, tiga desa tersebut masuk zona merah karena di masing-masing wilayah itu ditemukan lebih dari lima kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, di Desa Tanjung Kemuning terdapat tujuh kasus aktif, Kelurahan Sukagalih ada 10 kasus aktif, dan Desa Bayongbong ada enam kasus aktif Covid-19.

Baca Juga

"Data ini diolah berdasarkan kasus positif baru dalam satu minggu terakhir ini," kata dia, Senin (7/2/2022).

Ia menambahkan, kasus Covid-19 di Kabupaten Garut memang mengalami peningkatan sejak pekan kedua Januari 2022. Berdasarkan data per Ahad 6 Januari, terdapat 190 kasus positif Covid-19 yang aktif di Kabupaten Garut. Sebanyak 135 orang menjalani isolasi mandiri (isoman) dan 35 orang isolasi di rumah sakit.

Asep menambahkan, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Salah satunya, mewaspadai masyarakat yang memiliki riwayat perjalanan luar negeri atau dari daerah kabupaten/kota yang berstatus ditemukan peningkatan kasus covid-19 varian Omicron.

“Untuk mencegah penyebaran dan penularan (dilakukan) deteksi dini melalui kegiatan tracing dan testing,” kata dia.

Kendati demikian, ia menyebutkan, hingga saat ini belum ditemukan kasus omicron di Kabupaten Garut. Sebab, belum ada hasil laboratorium terkait pemeriksaan varian omicron.

"Kami, Jumat kemarin mengirimkan sekitar 37 sampel ke Labkesda provinsi untuk menentukan yang terkonfirmasi ini merupakan varian baru atau bukan. Kami masih menunggu hasilnya. Kalau yang sebelumnya dikirim itu hasilnya bukan omicron," kata dia.

Meski belum ada kepastian terkait keberadaan varian omikron di Kabupaten Garut, menurut Asep, kemungkinan varian baru itu terdapat di daerahnya tetap terbuka. Apalagi, beberapa pasien Covid-19 yang ada memiliki gejala mengarah terpapar varian omikron.

Ia mengimbau masyarakat di Kabupaten Garut untuk tetap waspada terhadap penularan Covid-19. Ia juga mengajak masyarakat yang belum divaksin untuk melakukan vaksinasi. 

"Karena dari sebagian besar kasus positif yang sudah divaksin itu tidak parah," kata dia.

Baca: Kasus Covid-19 di Kabupaten Semarang Naik Drastis dalam Sepekan

Baca: Seratusan Warga Kota Pekalongan Mengungsi Akibat Banjir

Baca: Kementan Terjunkan Tim Kesehatan Hewan Atasi Kasus Antraks di Gunung Kidul

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement